Sri Mulyani Sebut Ada Lima Tantangan Perekonomian Syariah

Jum'at, 13 Desember 2019 - 11:18 WIB
Sri Mulyani Sebut Ada Lima Tantangan Perekonomian Syariah
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, ada lima isu struktural yang harus diatasi oleh perekonomian syariah. Foto/SINDOnews/Rina Anggraeni
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ada lima tantangan isu struktural dalam mengembangkan perekonomian syariah.

Hal itu untuk dapat menentukan program kerja Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI).

“Tantangan ekonomi Islam identik dengan pembanguan ekonomi Indonesia karena mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Hal itu berarti kita harus mampu menciptakan perbaikan seluruh Indonesia,” kata Menkeu Sri Mulyani di Ditjen Pajak Jakarta, Jumat (13/12/2019).

Mantan Direktur Bank Dunia itu mengatakan, kelima isu tersebut di antaranya, pertama Sumber Daya Manusia (SDM). Para profesional ekonomi syariah harus mempunyai akhlak yang baik, jujur memiliki integritas dan keberpihakan pada kelompok yang lemah.

“Kami memahami tujuan ekonomi Islam membangun prinsip-prinsip keadilan melalui tata kelola yang baik di mana kejujuran integritas, kompetensi disertai keberpihakan kelompok yang lemah ciri utama ekonomi Islam,” kata dia.

Selanjutnya, ekonomi syariah harus didukung oleh Infrastuktur yang memadai. Menurut dia, ekonomi digital dapat memperkuat implementasi pengembangan ekonomi syariah dengan perubahan nilai secara secara efektif.

Lalu, regulasi yang dibuat sederhana ditambah dan birokrasi efisien yang melayani masyarakat. Sebab, IAEI perlu terus melakukan pergerakan dan mengembangkan aspek tata kelola dan profesional. Terakhir, transformasi ekonomi dalam prinsip syariah perlu dikembangkan integrasi dan kompetensi harus bersifat harmonis sesuai program pemerintah.

Sri Mulyani mengungkapkan, kepengurusan IAEI untuk periode 2019 hingga 2023 terdiri dari 59 anggota dewan penasihat, 29 dewan pertimbangan, 232 badan pengurus harian dan, 6 koordinator wilayah. Ditekankan juga olehnya, kepedulian terhadap ekonomi Islam harus ditularkan pada seluruh stakeholder sehingga dapat memberikan sumbangsih keislaman dan kebangsaan. “Kelima (isu) itu menjadi bagian dari isu seluruh IAEI pikirkan dalam menentukan proker empat tahun ke depan,” pungkas dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7287 seconds (0.1#10.140)