Indeks Kerukunan Umat Beragama di Jatim Memprihatinkan

Jum'at, 13 Desember 2019 - 12:43 WIB
Indeks Kerukunan Umat Beragama di Jatim Memprihatinkan
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Foto/SINDOnews/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - Indeks Kerukunan Umat Beragama di Jawa Timur (Jatim) memprihatinkan. Mengacu pada survei indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) dari Kementerian Agama (Kemenag), pada Kamis (12/12/2019), skor indeks KUB Jatim sebesar 73,7 dan berada di urutan ke-17.

Skor tersebut berada dibawah skor KUB nasional yang sebesar 73,83. Skor KUB Jatim tersebut jauh di bawah skor KUB Papua Barat yang mencapai 82,1.

Skor KUB Jatim juga di bawah Nusa Tenggara Timur (81,1), Bali (80,1), Sulawesi Utara (79,9), Maluku (79,4), Papua (79,0), Kalimantan Utara (78,0), Kalimantan Tengah (77,8), Kalimantan Barat (76,7), Sumatera Utara (76,3), Sulawesi Selatan (75,7), Sulawesi Tengah (75,0), Jawa Tengah (74,6), DI Yogyakarta (74,2), Sulawesi Barat (74,1) dan Sulawesi Tenggara (73,9).

“Kami akan terus komunikasikan kembali, ayo Jawa Timur terus dijaga. Ayo tetap guyub rukun. Ya dinamikanya seperti itulah,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menanggapi hasil survei indeks KUB dari Kemenag di Gedung Negara Grahadi, Jumat (13/12/2019).

Survei dilaksanakan pada 16-19 Mei 2019 dan 18-24 Juni 2019. Jumlah responden sebanyak 13.600 orang dari 136 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi. Terdapat tiga hal yang disoroti dalam survei yaitu toleransi, kesetaraan, dan kerja sama di antara umat beragama. Dalam survei tersebut terdapat beberapa faktor penentu indeks, yang berisi korelasi hubungan antara pendidikan, pendapatan, dan peran Kementerian Agama terhadap sikap rukun di Indonesia pada 2019.

“Kita semua punya tugas dan kewajiban yang sama dalam menjaga Jawa Timur, supaya Jawa Timur tetap guyub rukun,” kata Khofifah.

Orang nomor satu di Jatim ini mengaku terus secara intensif melakukan komunikasi dengan sejumlah elemen masyarakat. Tidak hanya secara seremonial saja, tapi secara terus menerus melakukan komunikasi. “Aku tidak berhenti (berkomunikasi dengan tokoh masyarakat dan elemen masyarakat). Kelilingnya kita kan sebetulnya unlimited. Dimana saja, nilai-nilai keguyuban, nilai-nilai kerukunan saya rasa harus terus kita dorong,” kata dia.

Mengenai kasus perusakan tiga bangunan Padmasana di Wonokitri, Tosari, Kabupaten Pasuruan pada Sabtu (7/12/2019) lalu, Khofifah enggan menanggapi. “Sudah-sudah saya sudah bilang Pak Poyo (tokoh masyarakat Tengger) itu. Wis,” kata Khofifah sembari ngeloyor meninggalkan awak media.

Sementara itu, Ketua DPRD Jatim Kusnadi meminta aparat kepolisian mengusut tuntas pelaku perusakan tiga Padmasana umat Hindu di lereng gunung Bromo tersebut.

Dia berharap masyarakat tidak terprovokasi dan menyerahkan kasus itu kepada pihak kepolisian. “Tindakan perusakan itu tidak mencerminkan nilai nilai masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi perbedaan dan keberagaman. Saya mohon pemeluk agama Hindu bersabar dan menyerahkan kepada pihak kepolisan,” kata dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0031 seconds (0.1#10.140)