Ketika Kompetisi Liga 1 Harus Dihentikan Tanpa Batas Waktu

Rabu, 26 September 2018 - 06:31 WIB
Ketika Kompetisi Liga 1 Harus Dihentikan Tanpa Batas Waktu
Ekspresi Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, saat menemui wartawan di Jakarta, Selasa (25/9/2018). Foto/SINDONews/Susanto
A A A
JAKARTA - Sepak bola Indonesia kembali berduka. Lapangan hijau yang seharusnya menjadi ajang kegembiraan, dan seportivitas, berubah menjadi ajang kekerasan dan pembunuhan.

Kompetisi Liga 1 yang digelar untuk profesionalitas olah raga, dan meningkatkan prestasi, kembali tercoreng oleh terbunuhnya Jakmania (suporter Persija Jakarta) Haringga Sirila.

Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah resmi menghentikan kompetisi Liga 1 2018. Kompetisi dihentikan tanpa waktu yang jelas. Keputusan ini, ditegaskan oleh Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi.

Sebelum mengumumkan penghentian kompetisi Liga 1, mantan Panglima Kostrad, yang baru saja dilantik sebagai Gubernur Sumatera Utara itu, telah menggelar pertemuan dengan Exco PSSI di Jakarta, Selasa (25/9/2018).

Menurut dia, penghentian kompetisi dilakukan selama investigasi kasus kematian Haringga Sirila berlangsung, sekaligus bentuk keprihatinan PSSI atas kondisi sepak bola di Liga 1.

"Kami memutuskan menghentikan Liga 1 senior dalam pertandingan putaran kedua di 18 klub sampai batas waktu yang tidak ditentukan," kata Edy Rahmayadi, merujuk pada pekan ke-24 kompetisi.

"Ini juga merupakan salah satu bentuk keprihatinan kami, dan rasa belasungkawa kami terhadap almarhum," tutur Edy saat menemui wartawan

Sementara itu, ditemui terpisah Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, mengatakan, bahwa proses investigasi kematian Haringga Sirila diyakini tidak akan makan waktu lama. Menurutnya, proses tersebut hanya akan makan waktu tiga sampai lima hari.

"Investigasi lanjutan penting dilakukan agar PSSI mengambil keputusan dengan cermat, investigasinya komperhensif, sehingga putusan Komisi Dispilin akurat. Saya rasa kita butuh cepat, saya rasa tidak sampai tiga sampai lima hari," kata Joko.

Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, juga telah meminta penghentian Liga 1. Dalam pidatonya, Imam menyebut kasus tewasnya Haringga Sirila bukan lagi tragedi sepak bola, melainkan tragedi kemanusiaan.

"Kejadian ini bukan lagi tragedi sepak bola, tetapi nasional. Atas kejadian ini, kami sebagai pemerintah memutuskan untuk menghentikan sementara Liga Indonesia selama dua pekan," ucap Imam Nahrawi di Kemenpora, Jakarta, Selasa (25/9/2018).

"Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada korban. Selain itu, selama liga diberhentikan, kami akan melakukan evaluasi besar dan melihat langkah-langkah yang diambil PSSI sebagai pemegang tanggung jawab." tegas Imam.

Sebelumnya, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) sebagai badan yang menangani olahraga profesional juga meminta kompetisi untuk dihentikan sementara. Harapannya, penghentian ini penyelesaian dan solusi dari kasus kekerasan bisa diperoleh.

Dalam kesempatan ini, Ketua Umum BOPI Richard Sam Bera mengatakan, ada enam sikap yang dikeluarkan terkait peristiwa ini. Pertama, BOPI mengutuk keras insiden di GBLA, dan berharap ini menjadi yang terakhir di dunia olahraga profesional di Indonesia, khususnya sepak bola.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7952 seconds (0.1#10.140)