Kredit Perbankan di Jatim Selama Triwulan III Melambat

Kamis, 19 Desember 2019 - 14:55 WIB
Kredit Perbankan di Jatim Selama Triwulan III Melambat
Kucuran kredit perbankan di Jatim mengalami pelambatan. Foto/Ilustrasi
A A A
SURABAYA - Kucuran kredit dari perbankan di Jawa Timur (Jatim), selama triwulan III tahun 2019 mengalami perlambatan yang signifikan bila dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan Laporan Perekonomian Jatim yang dirilis Bank Indonesia (BI) menyebutkan, kucuran kredit di Jatim selama triwulan III 2019 mencapai Rp487 triliun atau hanya tumbuh 5,74 persen. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, penyaluran kredit tumbuh hingga 10,70 persen.

Perlambatan pertumbuhan utamanya didorong dari sektor Kredit Modal Kerja (KMK). Per September 2019, pembiayaan di sektor KMK mencapai Rp312 triliun atau tumbuh 4,69 persen. Sementara pada periode yang sama tahun sebelumnya mampu tumbuh 9,75 persen.

"Perlambatan penyaluran kredit (di Jatim) ini jauh di bawah nasional yang angkanya mampu berada di 9 persen. Ini akibat korporasi besar yang mengalami perlambatan kinerja karena melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Jatim, Difi Ahmad Johansyah, Kamis (19/12/2019).

Perlambatan KMK utamanya terjadi pada sektor konstruksi serta pertambangan dan penggalian. Perlambatan KMK sektor konstruksi disebabkan subsektor bangunan jalan jembatan (turun 1.033 persen) dan subsektor gedung perbelanjaan pasar inpres (turun 191,86 persen). Penurunan ini karena adanya pembayaran dari pekerjaan konstruksi terutama selesainya proyek jalan tol di Jatim.

Sedangkan perlambatan KMK sektor pertambangan dan penggalian disebabkan oleh penurunan kredit subsektor pertambangan bijih nikel (turun 100,00 persen), pertambangan bijih tembaga (turun 77,94 persen) dan pertambangan minyak dan gas bumi (turun 73,57 persen).

Mayoritas penurunan KMK tersebut lebih disebabkan pelunasan kredit maupun penurunan plafon penggunaan kredit. "Meski pertumbuhan kredit secara keseluruhan melambat tahun ini, tapi ada tren baru di sisi penyaluran ke UMKM. Pertumbuhan kredit ke sektor ini cukup menggembirakan," ujar Difi.

Dia menyebut, dalam tiga tahun terakhir kredit ke UMKM terus meningkat. Pada triwulan III 2019 pertumbuhan kredit UMKM mencapai 11,9 persen. Pihaknya optimistis tahun depan kredit UMKM akan terus meningkat. Ini karena sejumlah perbankan mulai melirik ke sektor UMKM. Hanya saja permasalahannya, sejumlah UMKM masih terkendala administrasi. Salah satunya mengenai laporan keuangannya.

"Kami berharap UMKM yang belum merapikan administrasi sesuai persyaratan perbankan segera selesai. Banyak bank yang ingin masuk ke UMKM karena mereka ingin cari nasabah baru," pungkasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5324 seconds (0.1#10.140)