Risma: Kalau Tawuran, Apa Kalian Mau Jadi Transformers?

Kamis, 19 Desember 2019 - 20:46 WIB
Risma: Kalau Tawuran, Apa Kalian Mau Jadi Transformers?
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menasehati pelaku tawuran anak. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengumpulkan anak-anak yang terlibat tawuran di lantai empat Gedung Siola, Kamis (19/12/2019), untuk diberi wejangan.

Setidaknya ada 101 anak yang terlibat kasus tawuran, minuman keras, bolos sekolah, balap liar hingga putus sekolah. Mereka hanya tertunduk lesu ketika berhadapan langsung dengan Risma.

Sebelum memberikan nasehat, Risma meminta anak-anak yang bermasalah tersebut dibagi dalam dua kelompok, yakni yang terlibat kenakalan dan putus sekolah.

Terhadap anak yang putus sekolah, mereka diminta menulis di secarik kertas alasan tak sekolah, dan kegiatannya selama putus sekolah, sekaligus menyertakan nama dan alamat rumah.

Risma kemudian bertanya satu-persatu pada anak yang terlibat tawuran. Ia kaget, karena dari sekian anak yang terlibat tawuran, beberapa diantarannya perempuan.

"Anak-anakku, sekarang ibu tanya kenapa kalian terlibat tawuran. Apakah kalian merasa jagoan, seperti transformer?" tanya Risma.

Risma pun merasa prihatin dengan perilaku anak-anak yang telibat kenakalan ini. Di hadapan anak-anak, ia menegaskan, bahwa orang tua mereka telah bersusah payah mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan sekolah. Namun, ternyata perilaku anak-anak tersebut justru mengecewakan.

"Betapa susahnya orang tua kalian mencari uang, mengumpulkan sepuluh ribu, dua puluh ribu. Agar kalian bisa merubah nasib keluarga. Tapi apa yang kalian lakukan? Kalian sia-siakan kepercayaan orang tua," ucapnya.

Perempuan pertama yang menjabat Wali Kota Surabaya ini mengingatkan, bahwa aksi tawuran bisa berdampak pada masalah hukum. Ia menceritakan, banyak anak-anak akibat kenakalannya terjerat masalah hukum. "Coba itu kalian pikirkan tidak? Kalau sudah begitu yang susah siapa. Pasti orang tua juga," katanya.

Untuk itu, Risma meminta agar tidak mengulangi aksi tawuran. Ia menegaskan, akan menyerahkan ke aparat penegak hukum, jika perkelahian masih saja terjadi. Namun, saat ia bertanya kepada orang tua, bagaimana perasaannya atas perilaku anak-anak mereka, beberapa anak justru terdengar tertawa. Sontak, hal itu menyulut emosi Wali Kota.

"Orang tua kalian tertawakan. Kalian pikir kalian siapa mentertawakan orang tua kalian. Kalian gak punya hati, sudah berani sama orang tua. Orang tua sudah membesarkanmu dengan susah payah," tegasnya.

Risma juga memotivasi anak-anak dengan menghadirkan beberapa anak dari keluarga tak mampu yang justru berhasil dalam menempuh jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri. Salah satunya, Novi. Alumnus Fakultas Hukum Universitas Airlangga.

"Dulu, saya lihat Novi ngemis atau jualan koran di pertigaan Ngagel Jaya. September, dia lulus Fakultas Hukum Unair dengan nilai terbaik," ungkapnya.

Diberi kesempatan untuk menceritakan masa kecilnya hingga berhasil dalam studinya, Novi mengungkapkan, bahwa hampir sepuluh tahun ia jadi pengamen di jalanan. Namun, sejauh itu, Novi tak pernah terlibat masalah kenakalan.

Ia mengungkapkan, saat ini untuk mengantisipasi tawuran dan aksi kriminalitas, di sejumlah kawasan telah dipasang CCTV yang bisa memonitor dengan detail. “Kita sudah uji coba. Gerak gerik yang terpantau, terkoneksi dengan data base kependudukan,” jelasnya.

Di Tahun ini, terdapat CCTV yang bisa menangkap dengan jelas obyek yang terpantau. CCTV tersebut dipasang di sejumlah wilayah. Pemerintah kota Surabaya bekerjasama dengan kepolisian dalam melakukan penindakan atas pelangggaran yang tertangkap kamera.

Di waktu yang sama, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya, Chandra Oratmangun mengaku, anak-anak yang bermasalah dengan kenakalan tersebut sebelumnya terjaring operasi Satpol PP, Linmas dan Kepolisian.

"Setelah terjaring, kita outreach, kemudian kita lakukan kunjungan, selanjutnya diberi pendampingan dan motivasi dengan melibatkan psikolog, ibu-bapaknya juga dipanggil," kata Chandra.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2255 seconds (0.1#10.140)