Cuaca Ekstrem, Banjir Hantui Warga di 8 Kecamatan di Mojokerto

Kamis, 02 Januari 2020 - 13:31 WIB
Cuaca Ekstrem, Banjir Hantui Warga di 8 Kecamatan di Mojokerto
Kondisi banjir bandang serta tanah longsor yang menerjang Desa Wotanmas Jedong, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, pada 18 Januari 2019 lalu. Foto/Dok.SINDONews
A A A
MOJOKERTO - Bencana banjir mulai menghantui warga Kabupaten Mojokerto. Lantaran, cuaca ekstrem diprediksi bakal menerjang wilayah Bumi Majapahit di awal tahun 2020.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto Muhammad Zaini mengungkapkan, berdasarkan surat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Surabaya No. ME02/1030/K.Sub/X/2019 menyebutkan, perubahan iklim, berpotensi menimbulkan bencana alam. Yakni banjir, tanah longsor, serta angin puting beliung.

"Diprediksi, sejak awal Desember 2019 sampai April 2020, cuaca ekstrem akan menerjang sebagain wilayah Kabupaten Mojokerto. Untuk itu, sesuai surat edaran yang dikeluarkan Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi, kami mengimbau kepada warga masyarakat untuk siaga akan adanya bencana," kata Zaini, Kamis (2/1/2020).

Zaini mengatakan, dari pemetaan yang dilakukan pihaknya, ada sebanyak 12 kecamatan di Kabupaten Mojokerto yang berpotensi diterjang bencana. Sebanyak delapan kecamatan diantaranya berpotensi terkena terjangan banjir. Rinciannya, Kecamatan Dawarblandong, Kemlagi, Puri, Sooko, Mojoanyar, Bangsal, Mojosari, Pungging serta Ngoro. Sisanya yakni bencana tanah longsor dan angin puting beliung.

"Mayoritas banjir disebabkan karena meluapnya aliran Kali Lamong untuk di Kecamatan Dawarblandong. Sedangkan di Kecamatan Mojoanyar, Mojosari, Bangsal, Puri, Pungging, serta Sooko, disebabkan karena luapan Kali Sadar. Sedangkan di Kecamatan Ngoro, akibat aliran anak sungai yang melintas di daerah tersebut," jelasnya.

Bencana banjir ini, seakan sudah menjadi tradisi setiap musim penghujan tiba. Dalam kurun waktu 15 tahun terakhir, warga di delapan kecamatan Kabupaten Mojokerto, selalu dibuat waswas saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur. Ditambah lagi, pendangkalan sungai akibat sampah rumah tangga serta material tanah yang terbawa aliran sungai.

"Mitigasi bencana sudah kami lakukan. Kami juga telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh pihak, dari camat hingga kepala desa yang daerahnya berpotensi terkena bencana. Langkah ini guna mengantisipasi adanya korban saat bencana terjadi," tandas Zaini.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.3439 seconds (0.1#10.140)