Gempa Palu Benamkan Permukiman Warga ke Dalam Perut Bumi

Senin, 01 Oktober 2018 - 14:01 WIB
Gempa Palu Benamkan Permukiman Warga ke Dalam Perut Bumi
Kondisi jalan tampak terbelah dan permukiman warga hancur. Permukiman hancur akibat proses pengangkatan dan penurunan dari gempa di Kota Palu. Foto/Humas BNPB
A A A
JAKARTA - Evakuasi korban kemungkinan besar akan memakan waktu panjang. Diperkirakan banyak rumah dan korban yang ambles tertimbun tanah.

Gempa bumi 7,4 SR disertai tsunami yang mengguncang Sulawesi Tengah Jumat petang (28/9/2018) telah memporak-porandakan kehidupan masyarakat. Sedikitnya 832 orang meninggal dunia dan ribuan warga kehilangan tempat tinggal.

Daerah terparah terkena dampak gempa-tsunami adalah Kota Palu dan Kabupaten Donggala. Selain itu, dua daerah lainnya terkena dampak lainnya yaitu Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong juga terkena dampak serius.

"Di Kota Palu, permukiman warga hancur akibat adanya proses pengangkatan dan penurunan dari gempa. Banyak rumah yang hancur karena ambles dan terangkat oleh gempa," sebut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam akun Twitter-nya.
Gempa Palu Benamkan Permukiman Warga ke Dalam Perut Bumi


Sutopo mengungkapkan, di Kabupaten Sigi dekat perbatasan Palu muncul lumpur dari permukaan tanah yang menyebabkan amblesnya bangunan dan pohon. Tak sedikit permukiman warga bergeser bahkan tertelan bumi karena ambles akibat gempa 7,4 SR. Kata Sutopo ini adalah fenomena likuifaksi (liquefaction) yang artinya tanah berubah menjadi lumpur seperti cairan dan kehilangan kekuatan.

Rumah-rumah bergerak dan roboh disebabkan proses likuifaksi. Permukaan tanah bergerak dan ambles sehingga semua bangunan hancur. "Proses geologi yang sangat mengerikan dan diperkirakan korban terjebak di daerah ini," jelas Sutopo.

Sementara itu, tiga daerah yakni Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong belum bisa ditangani dengan baik karena akses terputus. Selain listrik padam dan komunikasi terputus, jalan menuju daerah itu rusak dan mengalami longsor.

Saat ini baru Kota Palu yang dapat bisa didata dan mendapat penanganan bencana. Sedangkan di Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong belum ada laporan karena listrik padam dan komunikasi putus," kata Sutopo
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3413 seconds (0.1#10.140)