Cuaca Ekstrem, Anak Sekolah Dilarang Bermain di Luar Kelas

Selasa, 07 Januari 2020 - 15:05 WIB
Cuaca Ekstrem, Anak Sekolah Dilarang Bermain di Luar Kelas
Seluruh jajaran di Kota Surabaya bertemu di Balai Kota untuk membahas antisipasi cuaca ekstrem. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Cuaca ekstrem yang terjadi di Kota Surabaya, masih terus terjadi dalam tiga hari terakhir. Hujan lebat sering kali turun disertai dengan angin kencang.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengajak pihak kepolisian dan TNI untuk bersama-sama mengantisipasi kemungkinan terburuk di berbagai wilayah

Ketiga pihak itu siang ini bertemu dan melakukan pertemuan di ruang sidang wali kota, Balai Kota Surabaya, Selasa (7/1/2020). Pertemuan tersebut juga dihadiri seluruh Camat, Lurah, jajaran Koramil dan Polsek se-Kota Surabaya.

Risma menuturkan, berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kota Surabaya diprediksi akan dilanda cuaca ekstrem kurang lebih satu minggu ke depan. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada semuanya agar tetap waspada dan saling bersinergi untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan.

"Kita akan menghadapi cuaca seperti ini kurang lebih seminggu. Tadi pagi subuh ramalan BMKG akan terjadi hujan dan angin lebat sekaligus air laut pasang,” katanya

Ia melanjutkan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi keadaan tersebut. Pertama, mengimbau masyarakat ketika berada di jalan raya dan turun hujan disertai angin kencang supaya tidak berteduh di bawah pohon, terutama bagi kendaraan bermotor.

"Saya mohon kita semua bisa menegur jika ada yang berteduh di bawah pohon, papan reklame. Jadi saya minta Linmas untuk sterilkan dan mengumumkan kepada warga," ujarnya.

Selain itu, wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini juga berpesan, jika terjadi pohon tumbang dan posisinya dekat dengan tiang listrik, masyarakat diminta untuk menjauh dan langsung menghubungi 112.

"Kalau ada pohon tumbang dekat dengan tiang jangan disentuh. Seingat saya sudah membantu Handy Talky (HT) untuk koramil dan polsek. Silahkan menghubungi 112 melalui HT itu," ucapnya.

Presiden UCLG ASPAC ini juga mengaku, pihaknya sedang menyiapkan tujuh posko yang tersebar di berbagai titik. Di dalam posko tersebut, nantinya akan difasilitas lengkap dokter, perawat, petugas Linmas, PMK dan ambulance. Semua itu disiapkan agar menjadi jujukan pertama jika sewaktu-waktu terjadi sesuatu.

"Kami juga siapkan genset, perahu karet, pelampung, tenda, lengkap. Nanti akan kami infokan lokasi-lokasinya," jelasnya.

Bahkan, katanya, Pemkot Surabaya juga akan memasang alat berupa kamera dan layar untuk memonitor cuaca, terutama daerah yang berdekatan dengan pesisir laut. Warga akan diajarkan untuk membaca keadaan air melalui alat tersebut. "Jadi warga juga bisa ikut memantau. Kami letakkan alatnya di Balai RW," katanya.

Saat ini, Risma telah mengistruksikan kepada jajarannya untuk mensosialisasikan kepada para nelayan agar tidak melaut lebih dahulu sampai kondisi cuaca stabil. Selama nelayan tidak bekerja, pihaknya memastikan telah menyiapkan bantuan untuk kebutuhan sehari-hari mereka, seperti beras.

"Saya perintahkan seluruh pintu air ditutup. Para nelayan jangan melaut dahulu. Sudah saya siapkan gudang makanan yang pasti ada beras di Bulog. Jadi kita bisa bantu selama mereka tidak bekerja," ujarnya.

Di kesempatan yang sama, Risma juga akan membuat surat edaran di sekolah agar saat jam sekolah anak-anak dilarang untuk bermain di halaman atau pun keluar kelas. Apalagi, saat terjadi angin kencang dan hujan. Mereka wajib berada di kelas dan para guru tetap mendampingi mereka.

"Nanti ada surat edaran, untuk sekolah supaya anak-anak tidak keluar dari halaman sebelum jam pulang sekolah. Tidak ada anak yang bermain di luar. Mereka rentan untuk menyelamatkan diri ketika air tumpah," tegasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.0074 seconds (0.1#10.140)