Akhir Januari Ditarget PKL Masuk Pasar Comboran Timur

Rabu, 15 Januari 2020 - 16:36 WIB
Akhir Januari Ditarget PKL Masuk Pasar Comboran Timur
Wali Kota Malang, Sutiaji meninjau proses kembalinya pedagang di Pasar Comboran, setelah sekian lama berada di tempat penampungan sementara. Foto/Dok.Humas Pemkot Malang
A A A
MALANG - Penataan kawasan Comboran, yang selama ini dikenal kumuh dan semrawut dengan hadirnya pedagang kaki lima (PKL) di tepi jalan, terus dilakukan Pemkot Malang.

Pemkot Malang, menargetkan hingga akhir Januari ini penataan PKL tersebut sudah tuntas. Para pedagang dan PKL diharapkan sudah masuk ke Pasar Comboran Timur.

Setelah itu, akan dilakukan penataan Jalan Moh. Yamin, Jalan Halmahera, dan Jalan Sartono. Diharapkan, tidak akan ada lagi kondisi kumuh dan ruas jalan kembali normal.

Untuk memastikan upaya itu berjalan dengan baik, Wali Kota Malang, Sutiaji meninjau langsung pemindahan kembali 336 pedagang dan PKL di Pasar Comboran Timur, Rabu (15/1/2020).

Sutiaji merespons positif atas inisiatif dari para pedagang dan PKL yang membongkar secara mandiri bedak-bedak penampungan, dan kembali masuk ke Pasar Comboran Timur.

"Ini saya ingin pastikan semuanya berjalan sesuai jadwal. Meskipun batas akhir pemindahan pada tanggal 23 Januari 2020, namun saya berharap tanggal 20 Januari 2020, semuanya sudah masuk ke dalam Pasar Comboran Timur. Sehingga setelahnya kita juga bisa berfokus merapikan bahu bahu jalan yang sebelumnya ditempati bedak-bedak penampungan," tutur Sutiaji.

Dia juga berpesan kepada jajaran Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, terkait fasilitas toilet, memastikan air hujan tidak masuk, serta mempertimbangkan cat dinding tidak menggunakan warna putih.

"Ini pasar besi, pedagangnya juga tangannya pasti belepotan dengan minyak oli, itu pasti membekas kuat pada warna putih. Mungkin nanti perlu diaksen lain, sehingga bekas-bekas oli tidak nampak kotor ke dinding," imbuhnya.

Sutiaji juga menyempatkan diri berbincang dengan para pedagang yang beberapa sudah beraktivitas di dalam pasar. Dia menilai para pedagang antusias menempati lapak-lapak yang telah tersedia di dalam Pasar Comboran Timur.

Pasar Comboran Timur dibangun, usai terbakar pada 13 Oktober 2016. Usai direnovasi, pasa ini selain mampu menampung secara keseluruhan pedagang, juga mampu mengakomodir PKL yang berlokasi di Jalan Sartono.

Seperti diketahui PKL di Jalan Sartono SH, selama ini berpotensi menganggu kelancaran arus lalulintas di Jalan Gatot Subroto, yang merupakan akses jalan menuju Kabupaten Malang (Malang Selatan), Blitar, dan Lumajang. Sehingga pasca perpindahan, diharapkan arus lalu lintas di kawasan tersebut menjadi normal kembali.

Bagi warga Malang, Pasar Comboran pasti terhubung dengan pasar loak, pasar barang rongsokan, bahkan pasar kumuh yang tidak layak untuk dikunjungi. Sejarah nama Comboran adalah tempat "Bedhol Patok" bagi kuda, tepatnya adalah tempat memberi makan dan minum kuda (Bahasa Jawa Nyombor). Dengan kata lain tempat parkir kuda atau dokar sebagai alat transportasi tempo dulu.

Dalam perkembangannya berubah menjadi terminal angkutan umum seperti bemo, dengan titik sentral mendukung keberadaan Pasar Besar Malang yang ada di sebelah utaranya. Dan terminal itu, dalam perjalanan waktu dipergunakan sebagai pasar loak onderdil mobil (tepatnya di depan Pasar Comboran).

Kawasan Comboran yang mempunyai ciri unik, berangkat dari sekitar nama aktivitas yang terjadi disaat itu, bisa berkembang didukung pengolahan fisik dan non fisik yang disesuaikan dengan kebutuhan aktivitas yang terjadi dizamannya.

Pasar Comboran terletak disepanjang Jalan Irian Jaya, Jalan Moh. Yamin, dan Jalan Halmahera ( sepanjang rel kereta api Pertamina). Sehingga apabila ada kereta api penganggkut BBM melintas, para pedagang ramai-ramai menyingkirkan barang dagangannya dan para pengunjung semburat minggir. Setelah kereta lewat, aktivitas perdagangan kembali berjalan.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.5182 seconds (0.1#10.140)