Mengawali 2020, Prudential Indonesia Luncurkan PRUTop

Rabu, 15 Januari 2020 - 19:04 WIB
Mengawali 2020, Prudential Indonesia Luncurkan PRUTop
President Director Prudential Indonesia Jens Reisch memberi paparan terkait produk PRUTop, dan PRUTop Syariah. Foto/SINDOnews/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - Mengawali 2020, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) membuat terobosan baru, yakni dengan meluncurkan dua program asuransi sekaligus.

Dua program tersebut adalah PRUTotaI Critical Protection (PRUTop), dan PRUTotaI Critical Protection Syariah (PRUTop Syariah). Solusi ini adalah rangkaian produk pelengkap asuransi tambahan dalam memastikan masyarakat terlindungi secara total.

President Director Prudential Indonesia, Jens Reisch mengatakan, melalui kehadiran panjang selama hampir 25 tahun, Prudential Indonesia senantiasa meningkatkan komitmennya untuk menjadikan masyarakat Indonesia hidup lebih sehat dan lebih lama. Tentunya melalui beragam solusi perlindungan kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang.

"Kami menyadari kebutuhan masyarakat Indonesia akan perlindungan yang makin dinamis," katanya saat peluncuran PRUTotaI Critical Protection (PRUTop) dan PRUTotaI Critical Protection Syariah (PRUTop Syariah) di Surabaya, Rabu (15/1/2020).

Oleh karena itu, lanjut dia, dengan optimisme kampanye 'We DO' Prudential, pihaknya terus berinovasi dengan meluncurkan PRUTop dan PRUTop Syariah. PRUTop dan PRUTop Syariah tersedia untuk para nasabah Prudential Indonesia yang telah memiliki produk asuransi dasar-PRULink Generasi Baru atau PRULink Syariah Generasi Baru.

"Dengan mengusung tagline 'hidup tenang dengan perlindungan total', PRUTop dan PRUTop Syariah menawarkan sejumlah keunggulan," tandas Jens Reisch.

Chandra Wijaya, dokter dari Siloam Hospitals Surabaya mengatakan, produk ini menjawab tantangan kesehatan yang makin kompleks dengan penyakit kritis yang kian berkembang. Permasalahan kesehatan dewasa ini, kata dia, makin nyata dan sangat mengancam. Sehingga masyarakat harus selalu bersiap dan waspada.

Secara global, World Health Organization (WHO) mengkategorikan permasalahan kesehatan hingga mencapai 68.000 jenis. Indonesia pun tak Iepas dari bahaya kesehatan tersebut dan masyarakat harus terus siaga terhadap kemunculan penyakit-penyakit baru. "Para ahli memperkirakan lima penyakit baru pada manusia muncul tiap tahun, tiga diantaranya bersumber dari binatang," jelasnya.

Lebih lanjut, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, beberapa prevalensi Penyakit Tidak Menular di Jatim berada di atas rata-rata nasional. Antara lain penyakit stroke 12,4 persen (rata-rata nasional 10,9 persen) dan kanker 2,17 persen (rata-rata nasional 1,79 persen).

Tak hanya itu, penyakit diabetes melitus juga masih tinggi yaitu 2% persen (rata-rata nasional 1,5 persen). Surabaya merupakan kota dengan prevelansi yang cukup tinggi di Jatim untuk kasus ini melebihi 3 persen.

"Berbagai permasalahan kesehatan dapat terus bertambah akibat banyak faktor, seperti lifestyle, globalisasi hingga perubahan iklim. Masyarakat perlu mengantisipasi ancaman penyakit kritis ini dengan mengubah gaya hidup mereka dan Iebih menyadari ‘mahalnya’ kesehatan. Penyakit kritis dapat berimplikasi pada aspek psikologis, sosial hingga finasial yang dapat menggoyahkan stabilitas ekonomi dan masa depan keluarga," ujar Chandra.

Melihat berbagai fakta yang ada, Head of Product Development Prudential Indonesia Himawan Purnama menjelaskan, asuransi kondisi kritis saat ini terbatas pada diagnosis jenis penyakit.

"PRUTop dan PRUTop Syariah menawarkan konsep baru perlindungan kondisi kritis yang berfokus pada perawatan, tindakan, atau ketidakmampuan permanen yang terjadi akibat kondisi kritis," imbuhnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8313 seconds (0.1#10.140)