BNPB Lakukan Pantauan Udara, Kondisi Alam Lebak Rusak Parah

Rabu, 15 Januari 2020 - 20:04 WIB
BNPB Lakukan Pantauan Udara, Kondisi Alam Lebak Rusak Parah
Kondisi alam di Lebak, Provinsi Banten, yang mengalami kerusakan parah, terpantau dari hasil pemotretan udara BNPB. Foto/Dok.BNPB
A A A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan pemantauan dari udara lokasi banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Dari hasil pantauan udara BNPB, menurut keterangan tertulis Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Agus Wibowo, didapati wilayah kerusakan hutan dan lereng bukit yang semakin parah.

"Maraknya alih fungsi lahan menjadi jenis tanaman musiman, menyebabkan wilayah tersebut kehilangan kekuatan dan pengendali vegetasi alami, sehingga tidak heran apabila akhirnya ada enam kecamatan yang terdampak mulai Kecamatan Sajira, Cipanas, Lebakgedong, Curugbitung, Maja, dan Cimarga," ujarnya.

Selain itu, BNPB juga menemukan lokasi tambang emas ilegal di hulu Sungai Ciberang, Gunung Julang yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Lebakgedong.

Di sepanjang bantaran sungai dan lembah ditemukan kondisi permukiman penduduk yang semakin padat sehingga hal tersebut sekaligus menyebabkan wilayah kerentanan terhadap bencana semakin tinggi.

Menurut catatan BNPB ada 30 desa di 46 titik lokasi banjir dan longsor. Sebanyak 2.162 rumah mengalami kerusakan mulai dari kriteria rusak berat, sedang hingga ringan. Selain itu ada 24 jembatan putus, satu kantor kecamatan dan tiga kantor desa rusak.

"Banjir bandang tersebut juga menyebabkan 1.392 KK yang terdiri dari 5.106 jiwa mengungsi. Sebanyak sembilan orang meninggal dunia dan dua dinyatakan hilang," imbuhnya.

Dampak banjir bandang juga terlihat hingga Waduk Karian. Dalam pantauan terdapat banyak material kayu yang terbawa arus banjir dari banyaknya kerusakan hutan.

(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.5749 seconds (0.1#10.140)