Catat! Enam Bandara Ini Akan Dipasang Alat Deteksi Banjir

Kamis, 16 Januari 2020 - 16:36 WIB
Catat! Enam Bandara Ini Akan Dipasang Alat Deteksi Banjir
Alat deteksi banjir akan dipasang di enam bandara yang ada di Indonesia. Alat ini bias memberikan petunjuk pada pilot tentang ketinggian air di area bandara. Foto/SINDOnews/Ist
A A A
SURABAYA - Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Transportasi Udara Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan RI akan memasang alat deteksi banjir di bandara.

Pemasangan alat itu sebagai upaya keselamatan transportasi udara di berbagai bandara di Indonesia. Alat ini merupakan hasil kerjasama penelitian antara Puslitbang dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Alat yang bernama Standing Water Detector (SWD) dan Wind Shear Detector (WSD) tersebut akan dilakukan uji operasional di enam bandara yang ada di Indonesia.

Ketua Tim Peneliti ITS Dr Melania Suweni Muntini MT mengatakan, dari sekitar 300 bandara di Indonesia belum ada yang dipasang detektor genangan air di landasan pacu. Padahal, menurut ICAO, genangan air tertinggi adalah 4 mm dan tidak boleh lebih dari 25% di area runway yang tergenang.

“Ketika musim hujan seperti ini dan landasan pacu di bandara tergenang air, maka tidak ada informasi yang valid kepada pilot tentang seberapa tinggi genangan airnya, untuk mempertimbangkan bisa mendarat atau tidaknya pesawat di bandara tersebut,” kata Melania, Kamis (16/1/2020).

Dia menjelaskan, angin di sekitar bandara terkadang juga berpotensi menimbulkan adanya angin samping atau wind shear. Apabila arah dan besar angin muncul dari berbagai arah dengan kecepatan tinggi, maka akan menimbulkan kondisi yang berpotensi munculnya angin samping tersebut.

Kepala Puslitbang Transportasi Udara Capt Novyanto Widadi SAP MM dalam kunjungannya ke ITS beberapa waktu lalu menuturkan, rencana implementasi hasil penelitian dengan ITS ini menjadi urgent setelah permasalahan tergenangnya Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, awal tahun ini.

Bandara yang menjadi pintu gerbang bagi para tamu negara tersebut tergenang air akibat curah hujan yang lebat.

Uji coba peralatan WSD dan SWD ini akan dilaksanakan di enam bandara yang ada di Indonesia. “Yakni di Bandara Cengkareng (Soekarno-Hatta, Red), Halim Perdanakusuma, Kualanamu, Juanda, I Gusti Ngurah Rai, dan Sultan Hassanuddin,” kata dia.

Penelitian yang dilakukan Melania beserta timnya di Laboratorium Instrumentasi, Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Analitika Data ITS ini sudah dirancang kurang lebih selama dua tahun. Uji fungsional sudah dilakukan dan berhasil dengan baik, sekarang ini sedang dalam tahap sertifikasi.

Pengetesan dilaksanakan di Bandara Trunojoyo Sumenep pada 2018 dan di Bandara Yogyakarta atau New Yogyakarta International Airport (NYIA) pada tahun lalu. “Untuk alatnya sendiri bisa di semua bandara, ada 300 bandara di Indonesia yang mempunyai potensi untuk diujicobakan, khususnya yang SWD,” kata Melania.

Alumnus doktoral ITB ini mengatakan, kerja sama yang dilakukan tidak hanya sebatas itu. Tim ini juga sudah bekerja sama dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

“Untuk kelancaran uji coba, kami menyarankan agar studi kelayakan terlebih dahulu seperti profiling landasan, posisi penempatan alat, jumlah sensor yang akan dipasang, serta hal-hal lain yang dibutuhkan guna tercapainya kelancaran uji coba,” jelas dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8111 seconds (0.1#10.140)