Air Cepat Surut, Ini Cara Kota Pahlawan Atasi Banjir

Kamis, 16 Januari 2020 - 19:35 WIB
Air Cepat Surut, Ini Cara Kota Pahlawan Atasi Banjir
Salah satu rumah pompa menjadi urat nadi pencegahan banjir di Surabaya. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Berbagai kawasan di Surabaya Barat, pada Rabu (15/1/2020) sore sempat kebanjiran dan menyebabkan kemacetan, akibat hujan deras yang mengguyur Kota Pahlawan.

Namun, dalam waktu dua jam, banjir langsung surut seperti semula. Sumbatan sampah berhasil dikeluarkan dari gorong-gorong raksasa di jalan utama Surabaya Barat.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya, Erna Purnawati menuturkan, ada berbagai upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi banjir. Salah satunya memastikan 204 pompa yang berada di 59 titik rumah pompa, kondisinya baik.

"Kalau terkait sarana prasarana di Surabaya, Insya Allah semua kondisinya siap. Sehingga air surutnya cepat," kata Erna, Kamis (16/1/2020).

Ia melanjutkan, rumah pompa tersebut juga dibackup dengan genset. Hal ini untuk mengantisipasi ketika terjadi listrik padam, rumah pompa itu masih dapat bekerja. Setidaknya, ada 111 genset yang telah disiapkan pemkot untuk mendukung kinerja di rumah-rumah pompa tersebut.

"Sebagus apapun pompa kita, kalau listriknya mati misal dalam 10 menit saja, maka air pasti sudah langsung naik (meluap). Nah, itu sudah diantisipasi juga oleh Ibu Wali Kota dengan pengadaan genset," ucapnya.

Walaupun kondisi rumah pompa sudah maksimal, katanya, terkadang ada beberapa penyebab, seperti dedaunan yang membuat saluran tersumbat. Sehingga air tidak bisa masuk ke dalam saluran kemudian meluap ke jalan.

"Kadang ketika hujan disertai angin, ada dedaunan atau apa-apa itu menutup saluran. Sehingga air tidak bisa masuk ke box culvert," ungkapnya.

Salah satunya terjadi di kawasan Ruko Darmo Park II Mayjend Sungkono Surabaya. Selain saluran yang kondisinya kecil, beberapa dedaunan juga terlihat menyumbat, sehingga mengakibatkan air meluap ke jalan. Namun banjir dalam waktu sekitar dua jam langsung surut.

Menurut Erna, saluran di kawasan Ruko Darmo Park II, Mayjend Sungkono Surabaya tidak mampu menampung derasnya air hujan, karena salurannya terbilang kecil. Sebenarnya sejak tahun 2017, pihaknya sudah berencana untuk memasang box culvert di kawasan itu, namun terkendala dengan perizinan dari pihak pengembang.

"Mulai tahun 2017 itu waktu aku bangun pedestrian, aku minta izin ke pihak pengembang untuk bongkar pagarnya agar box culvert besar bisa masuk, supaya dia tidak tergenang. Tapi mereka tidak mau. Padahal nanti kalau pekerjaan selesai, tak rekondisi (perbaiki pagarnya)," kata Erna.

Apalagi, di kawasan tersebut kondisi tanahnya juga lebih rendah. Karena itu dibutuhkan box culvert di kedua sisi jalan dengan ukuran besar agar mampu menampung debit air ketika hujan deras turun.

Makanya, Erna memastikan akan berkomunikasi kembali dengan pihak pengembang, supaya kawasan Ruko Darmo Park II Mayjend Sungkono bisa dipasang box culvert.

"Tempatnya dia (ruko) memang lebih rendah, dia di bawahnya jalan. Tapi kalau dibangun saluran (box culvert) yang besar, Insya Allah tidak lagi banjir," katanya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.4104 seconds (0.1#10.140)