Ini Keseruan Prajurit Yonif Raider 509 Mengajar di Perbatasan

Kamis, 16 Januari 2020 - 20:44 WIB
Ini Keseruan Prajurit Yonif Raider 509 Mengajar di Perbatasan
Prajurit Yonif Raider 509 Divif 2 Kostrad, mengajar di SD YPK Pengharapan Forwasi Wallay, Distrik Senggi, Kabupaten Keerom, Papua. Foto/Dok.Yonif Raider 509
A A A
KEEROM - Prajurit TNI tidak hanya menjaga keutuhan Indonesia. Mereka juga peduli dengan dunia pendidikan, utamanya terhadap anak-anak di wilayah perbatasan.

Salah satunya dilakukan oleh Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Indonesia-Papua Nugini Yonif Raider 509 Divif 2 Kostrad, Letkol Inf. Wira Muharrohmah.

Wira membantu mengajar untuk mencerdaskan anak-anak di wilayah perbatasan, yakni di Sekolah Dasar (SD) YPK Pengharapan Forwasi Wallay, Distrik Senggi, Kabupaten Keerom, Papua.

Dia mengaku, terjun langsung mengajar murid-murid SD tersebut, sebagai wujud perhatiannya akan dunia pendidikan, dan melihat secara langsung kondisi para pelajar di sekolah tersebut.

"Kami mengamati bahwa salah satu kendala yang dihadapi sejumlah sekolah yang ada di perbatasan adalah kurangnya tenaga pendidik, sehingga proses atau kegiatan pembelajaran terhambat. Makanya, saya berinisiatif untuk membantu pelaksanaan proses belajar mengajar di SD YPK Pengharapan Forwasi Wallay, dengan terjun langsung sebagai tenaga pendidik," katanya.

Wira didampingi beberapa prajurit dari Pos Kotis untuk membantu mengajar di sekolah tersebut. Dalam kegiatan ini, banyak hal yang diajarkan, mulai dari mengajar membaca, menulis dan berhitung, tidak lupa pula diajarkan materi tentang wawasan kebangsaan, yang diharapkan dapat diketahui sejak dini oleh para pelajar di sekolah tersebut.

"Dalam materi wawasan kebangsaan yang diberikan, diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan saling peduli dalam hati peserta didik antara satu dengan yang lainnya sejak dini," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala SD YPK Pengharapan Forwasi Wallay, Yosua Sima Forki menuturkan, di sekolah ini memiliki siswa sebanyak 75 orang, terdiri dari enam rombongan belajar, yaitu dari kelas 1-6. Setiap kelas terdiri atas 10-20 siswa.

Selain itu, sekolah ini juga memiliki empat orang guru, yang terdiri atas tiga guru pegawai negeri dan satu tenaga honorer. Namun mereka tidak bisa selalu hadir bersama dikarenakan tempat tinggalnya sangat jauh dari sekolah.

"Kami pihak sekolah sangat berterimakasih kepada Dansatgas beserta anggotnya, yang sudah mau dan rela membantu kegiatan belajar mengajar di SD YPK Pengharapan Forwasi Wallay. Di sini kami sangat kekurangan guru yang bisa mengajar siswa-siswa, sehingga banyak kendala yang dihadapi pada saat proses belajar mengajar. Saya sangat berterima kasih karena Dansatgas secara langsung mau mengajar murid-murid di SD kami," ucapnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.2981 seconds (0.1#10.140)