Tak Sekadar Pengganti, Butuh Figur Kuat Penerus Risma di Surabaya

Kamis, 04 Oktober 2018 - 12:45 WIB
Tak Sekadar Pengganti, Butuh Figur Kuat Penerus Risma di Surabaya
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Foto/Dok
A A A
SURABAYA - Bursa kandidat penerus estafet kepemimpinan Tri Rismaharini mulai ramai di permukaan. Sosok yang diharapkan bukan sekadar pengganti saja, tetapi butuh figur kuat.

Tumbangnya PDIP di Kota Pahlawan dalam konstelasi Pilgub Jatim kemarin membuka kran baru peta politik di Surabaya serta figur yang akan muncul di permukaan. Sosok yang kuat di masyarakat diyakini mampu menjadi penantang serius dalam Pemilihan Wali Kota Surabaya 2020 nanti.

Pakar Politik Universitas Trunojoyo Madura Mochtar W Oetomo menuturkan, Pilwali Surabaya akan menjadi kontestasi yang kompetitif serta menyita perhatian banyak pihak. Semua itu bukan semata karena tidak adanya kandidat dominan setelah era Tri Rismaharini.

“Semua partai dan kekuatan politik pasti akan mencoba menyodorkan kadernya agar bisa masuk dalam pusaran kontestasi. Karena Surabaya salah satu wilayah penting dalam peta geopolitik di Indonesia,” ujar Mochtar, Kamis (4/10/2018).

Siapapun yang menjadi Wali Kota Surabaya akan menjadi sorotan nasional. Makanya sangat wajar jika sejak dini beberapa partai sudah memunculkan calonnya. Sebut saja PKB yang sudah memunculkan politisi kawakan Fandi Utomo dalam berbagai momen kampanye. Demikian juga PDIP dengan Wisnu Sakti Buana dan Partai Demokrat dengan sosok Mahfud Arifin.

“Sisi lainnya, dengan keberhasilan Risma selama ini di Surabaya, maka publik menaruh standart yang tinggi untuk calon walikota berikutnya,” ucapnya.

Makanya, kata Mochtar, asal partai serta latar belakang kandidat tidak lagi menjadi pertimbangan utama bagi publik di Surabaya dalam memilih calon pemimpinnya. Ekspektasi warga Surabaya pada calon penerus wali kota selanjutnya adalah memperbaiki kekurangan yang ditinggalkan Risma.

“Saya rasa akan menjadi tuntutan publik yang terpenting. Sejauh ini keberhasilan Risma dalam pembangunan ruang publik, mengurangi banjir dan penataan pelayanan publik yang lebih cepat dan transparan. Makanya publik tentu berharap walikota berikutnya bisa memelihara dan meneruskan keberhasilan Risma ini,” jelas Direktur Surabaya Survey Centre itu.

Mochtar juga menjelaskan, latar belakang kandidat baik itu dari militer, profesional, birokrat, politisi atau tokoh agama serta berangkat dari parpol mana pun tak akan lagi menjadi faktor utama.

“Kandidat yang memiliki kemampuan dan latar belakang pengetahuan dan skill untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut yang akan menjadi pertimbangan publik. Dilanjutkan dengan melihat sepak terjang kandidat yang bersih dan berintegritas,” jelasnya. aan haryono
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5009 seconds (0.1#10.140)