Wabah Pneumonia Wuhan Bikin Resah Masyarakat Internasional

Senin, 20 Januari 2020 - 08:08 WIB
Wabah Pneumonia Wuhan Bikin Resah Masyarakat Internasional
Wabah pneumonia Wuhan memicu kekhawatiran ratusan juta orang China, dan masyarakat internasional. Foto/Koran SINDO
A A A
BEIJING - Sebanyak 17 orang dinyatakan oleh pemerintah China, menderita pneumonia akibat terinfeksi virus korona. Kondisi ini memicu Kecemasan di masyarakat.

Kecemasan itu bukan hanya melanda ratusan juta orang China, yang hendak kembali ke kampung halaman merayakan liburan Tahun Baru Imlek, tetapi juga keresahan masyarakat internasional.

Kekhawatiran itu tidak berlebihan karena kasus yang mengakibatkan dua orang meninggal tersebut telah menyebar ke luar China, yakni ke Thailand (dua kasus) dan Jepang (satu kasus). Penyebaran wabah pneumonia terjadi karena adanya pengidap yang berasal dari Wuhan, tempat kasus itu kali pertama ditemukan.

Melihat fakta tersebut, negara-negara Asia, termasuk Amerika Serikat, sudah memasang ke waspadaan tinggi untuk mengantisipasi penyebaran wabah pneumonia. Pemerintah Indonesia pun perlu serius meresponsnya agar wabah tidak menular ke Tanah Air, terutama dengan melakukan pencegahan di pintu-pintu masuk kedatangan internasional.

Wakil Ketua Komisi IX DPR Nihayatul Wafiroh berharap agar pemerintah segera mengantisipasi penyebaran wabah pneumonia dari Wuhan tersebut. Menurut dia, gerak cepat diperlukan karena mobilisasi manusia antar negara juga berlangsung cepat sehingga penyebaran pneumonia pun bisa ber langsung cepat.

"Kemenkes telah melakukan imbauan, tetapi perlu ditingkatkan lagi di bandara dan pelabuhan antar negara," kata perempuan yang akrab disapa Ninik itu tadi malam.

Dia pun mengaparesiasi langkah Kemenkes yang memasang thermal detector dan menyiagakan satuan kesehatan dibandara internasional dan pelabuhan. Selain ke Kemenkes, dia juga meminta Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) turut memaksimalkan pelayanannya.

"Selain itu Kemenkes juga menggencarkan sosialisasi, terutama di media sosial, dan kepada masyarakat bukan hanya yang datang dari luar negeri, tetapi juga yang mau ke luar negeri," sebutnya.

Akhir pekan lalu Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengaku telah menyiagakan seluruh satuan kesehatan di bandara internasional dan pelabuhan guna mengantisipasi penyebaran pneumonia berat asal China yang sudah mencapai Bangkok dan Jepang.

"Memang kita sekarang baru menghadapi kewaspadaan yang tinggi pneumonia di Wuhan (China) di mana sudah masuk di Bangkok dan Jepang. Ada pun kasus positif sementara di Singapura belum jelas," kata Terawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat(17/1/2020).

Selain menyiagakan seluruh satuan kesehatan, dia mengaku pihaknya juga telah memasang thermal detector di bandara internasional dan pelabuhan yang merupakan pintu masuk dari penyebaran pneumonia itu. "Melakukan pengaktifan detektor termal pada semua penumpang, khususnya yang berasal dari negara tersebut," tambahnya.

Menurut mantan Kepala RSPAD Gatot Subroto itu, segala yang dilakukan Kemenkes merupakan bentuk kewaspadaan atas penyebaran pneumonia berat asal China itu. Bahkan pihaknya juga sudah melakukan berbagai rangkaian geladi bersih dengan bekerja sama dengan organisasi kesehatan dunia WHO.

Lebih jauh Terawan mengaku sudah mempersiapkan skenario jika sampai pneumonia itu masuk ke Indonesia, pihaknya siap melakukan isolasi dan tindakan lain. "Karena ini hal yang sangat riskan kalau masukke Indonesia. Kalau terlanjur masuk kita akan lakukan tindakan isolasi dan sebagainya. Kita sudah siapkan. Jadi tindakan itu sudah dilakukan," terangnya.

Selain mengakui adanya 17 orang kembali terinfeksi virus korona, Pemerintah Negeri Tirai Bambu juga mengakui adanya penemuan 62 kasus pneumonia dengan 3 pasien di antaranya mengalami sakit serius. Namun para peneliti Inggris mengestimasi jumlah kasus pneumonia di Wuhan mencapai 1.723 kasus.

Walaupun masih pro-kontra mengenai jumlah kasus, dua orang dilaporkan meninggal dunia atas wabah tersebut. Wabah itu juga telah menyebar ke Thailand dimana dua kasus dilaporkan di sana dan satu kasus di Jepang. Kasus penyebaran pneumonia di Thailand dan Jepang terjadi karena ada orang yang pernah bepergian ke Wuhan. Kesehatan dua pasien di Thailand pun telah pulih.

Sebagaimana dilansir Reuters, para pejabat kesehatan Wuhan memberikan laporan perkembangan terbaru atas 17 kasus pneumonia bahwa para pasien itu sebelumnya mengalami gejala batuk dan sakit kepala sebelum 13 Januari lalu.

Anehnya, Komisi Kesehatan Nasional China kemarin mengklaim wabah pneumonia berhasil dikendalikan. Itu menjadi pernyataan pertama sejak wabah itu dilaporkan menyebarkan penularan pada akhir Desember lalu.

Para pejabat China juga mengatakan tidak ada kasus penyebaran virus ini dari satu manusia ke manusia lainnya. Menurut mereka, virus itu berasal dari hewan yang terinfeksi di pasar kuliner laut dan hewan liar di Wuhan.

Namun lagi-lagi pernyataan itu disangkal. Badan Kesehatan Dunia (WHO) kemarin menyatakan bahwa kasus baru tidak berkaitan dengan pasar ikan Huanan di Wuhan yang diyakini sebagai pusat munculnya wabah.

"Fakta tiga kasus di Thailand dan Jepang tidak terkait dengan Pasar Ikan Huanan, menunjukkan bahwa virus menyebar di luar pasar tersebut dan masuk ke komunitas," kata profesor kesehatan pernapasan di Universitas China di HongKong, David Hui, seperti dilansir Reuters.

Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit China mengeluarkan infografis di media sosial agar publik tidak perlu percaya dengan rumor virus tersebut dan menekankan virus itu bukan SARS. Virus tersebut berasal dari keluarga yang terkena virus korona yang juga menyebabkan severe acute respiratory syndrome (SARS), yang menewas kan 800 orang pada 2002-2003 dan berawal di China.

Pemerintah China tampaknya tidak sepenuhnya mengungkapkan kasus tersebut. Kabar tentang wabah pneumoniadi situs jejaring sosial Weibo dikontrol ketat sejak pekan lalu. Weibo memfilter konten informasi mengenai pneumonia karena dianggap sensitif. Memang terdapat sensor ketat mengenai informasi tersebut.

Kendati demikian, mereka telah melakukan pencegahan agar wabah pneumonia tidak menyebar. Seperti dilakukan Pemerintah Kota Wuhan, mereka telah melarang acara berskala besar dan meminta warga tidak berkumpul dalam jumlah banyak. Para pejabat Wuhan juga sudah memasang termometer inframerah di bandara, stasiun kereta api, dan terminal bus untuk memperketat pemeriksaan.

Sebelumnya Otoritas China dan WHO menyimpulkan bahwa virus ini merupakan virus korona. Virus korona merupakan kelompok virus yang menyerang manusia. Enam diantaranya telah diketahui, sebelum kemunculan virus terbaru di Wuhan belakangan ini. SARS yang disebabkan virus korona menjangkiti 8.098 orang di China sejak wabah itu meluas pada 2002.

"Ada ingatan yang kuat tentang SARS, itulah sumber ketakutan berasal. Namun kami kini lebih siap menghadapi penyakit semacam itu," kata Josie Golding dari lembaga penelitian kesehatan berbasis di London, Inggris.

Merespons ancaman wabah tersebut, otoritas bandara di Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Asia juga telah memasang pemindai penumpang dari Wuhan. Langkah tersebut sebagai upaya untuk mendeteksi warga China yang mengalami gejala pneumonia.

Ilmuwan wabah penyakit, Profesor Neil Ferguson, seperti dilansir BBC, menyatakan kasus di Wuhan yang kemudian menyebarkan tiga kasus serupa ke negara lain menyiratkan akan ada lebih banyak kasus dari pada yang sudah dilaporkan. "Itu membuat saya khawatir," katanya.

Myarakat harus mempertimbangkan secara lebih serius tentang kemungkinan adanya penularan dari manusia ke manusia dari pada yang mereka yakini. (Kiswondari/Andika H Mutaqim)
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.0729 seconds (0.1#10.140)