Jumlah Keluarga Penerima Manfaat PKH Gresik Menurun

SURABAYA - Jumlah keluarga penerima manfaat (KPM) di Kabupaten Gresik, pada 2020 mengalami penurunan. Selain faktor regulasi, juga dengan kesadaran sendiri keluar.

Penegasan itu disampaikan Kordinator Program Keluarga Hidup (PKH) Kabupaten Gresik, Lestari Widodo saat rapat dengar pendapat Komisi IV DPRD Kabupaten Gresik, Senin (20/1/2020).

Menurutnya, timnya sudah bekerja maksimal mendata warga yang menerima bantuan PKM. Penambahan penerima dan pencoretan dilakukan berdasarkan syarat dan regulasi yang ada.

"Update data terus dilakukan setiap tahun. Tahap ke empat tahun 2019 lalu misalnya, ada warga yang menerima KPM sebanyak 50.242. Memasuki tahun satu awal tahun 2020, mengalami penurunan hingga 2.659," ungkap Widodo.

Dijelaskan, tahap satu tahun 2020 ini tinggal 47.578 yang dapat KPM. Warga yang keluar karena ada perubahan regulasi dan kesadaran masyarakat.

Bila aturan sebelumnya, kata Widodo, lansia yang berusia 60 tahun tecaver bantuan KPM. Namun, setelah ada regulasi baru kriteria lansia yang dapat KPM menjadi 70 tahun. Sehingga ada graduasi atau pengurangan dengan sendirinya.

Widodo mengakui, kinerja timnya kurang maksimal lantaran petugas di lapangan hanya 162 orang. Setiap orang harus memegang antara 300 hingga 500 data KPM. "Makanya kami butuh kordinasi dengan smua pihak termasuk perangkat desa," katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Gresik, Muhammad menyatakan, bila pihaknya minta pemdamping lebih selektif. Karena banyak laporan ada yang sudah mampu masih mendapat bantuan.

"Kami minta setelah rapat bersama ini ada tindaklajut. Segera turunkan tim ke wilayah Wringinanom ke warga yang benar-benar tidak mampu dan mencoret warg yang sudah sejahterah," katanya.