Emak-emak di Surabaya Ini Geluti Bisnis Kostum Kucing

Selasa, 21 Januari 2020 - 20:45 WIB
Emak-emak di Surabaya Ini Geluti Bisnis Kostum Kucing
Perajin mengenakan baju ala imlek pada kucing, di rumah produksi baju dan aksesoris kucing milik Dini Arianti, dikawasan Jl. Pakis, Surabaya, Selasa (21/1/2020). Foto/SINDONews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Terpuruk karena usaha baju muslimnya bangkrut, tidak membuat Dini Arianti berputus asa. Berbekal tekad yang kuat, wanita asal Pakis Surabaya ini kini sukses mengembangkan usaha baju serta aksesoris untuk hewan peliharaan.

Bisnis pembuatan aksesoris serta baju untuk hewan terutama kucing dan anjing ini bermula saat dirinya terpaksa menutup toko baju muslim yang berada di Jalan Kembang Kuning Surabaya lantaran sepi.

"Bisnis baju online dulu sempat lesu. Saya terpaksa menutup toko. Untuk usaha baju kucing dan anjing ini awalnya dapat masukan dari teman. Dulu masih bikin kalung saja," ujarnya saat ditemui di rumah sekaligus workshop baju hewan yang berada di Jalan Pakis 2, Selasa (21/1/2020).

Dini mengatakan, seorang teman yang membuat usaha pet shop memberi masukan bahwa bisnis produksi aksesoris hewan terutama anjing dan kucing masih sepi pemain (produsen) lokal. "Kalo produk seperti ini kebanyakan impor yang lokal masih jarang," imbuh wanita yang pernah bekerja sebagai marketing di Laboratorium Pramita ini.

Setelah memproduksi kalung serta aksesoris hewan, Dini mulai mencoba memproduksi baju-baju kucing berbekal kemampuannya di bidang jahit menjahit. "Awalnya coba-coba bikin. Kok ternyata banyak yang suka. Jadi ya diteruskan sampai sekarang," tambahnya.

Beberapa hasil karya Dini berhasil meraih juara dalam even fashion show hewan anjing dan kucing di beberapa kota. Hal ini yang melambungkan namanya dan dikenal di kalangan pecinta hewan. "Alhamdulillah ada beberapa yang juara. Akhirnya pesanan terus mengalir," girangnya.

Tak ingin menikmati hasil sendiri, Dini mulai mengajak beberapa tetangganya untuk bergabung. Beberapa diantaranya anak-anak yang hampir putus sekolah serta ibu-ibu rumah tangga. Tercatat saat ini Dini memiliki sekitar 15 karyawan.

"Alhamdulillah bisa bekerja bersama tetangga-tetangga. Beberapa ada anak sekolah yang hampir putus sekolah karena biaya. Kalo anak sekolah jam kerjanya berbeda," ujar wanita berparas cantik ini.

Hasil produksi Dini ini menyebar hampir ke seluruh Indonesia dan masih dalam tahap penjajakan untuk ke luar negeri. "Kalau pemasaran alhamdulillah sudah hampir ke seluruh Indonesia. Ada juga yang minta dari luar negeri dari Brunai dan Malaysia, tapi saya ndak tahu cara ngirimnya," keluhnya sembari tersipu.

Dini mengaku saat ini harus terus bertahan dengan serangan produk-produk impor yang terus membanjiri pasar dengan harga yang murah. "Kadang itu ada produk impor yang harganya ndak masuk akal. Tapi saya tetap berusaha untuk bersaing, kasihan ibu-ibu yang sudah bekerja disini," tambahnya.

Tak hanya baju dan aksesoris, Dini kini mulai merambah produk lainya, seperti tas untuk membawa kucing dan anjing serta tempat tidur dengan berbagai variasi warna yang menarik. "Harus ada inovasi baru agar konsumen senang. Saya juga bikin baju seragam antara hewan peliharaan dan pemiliknya. Itu yang lagi ramai," imbuh wanita ini.

Saat ditanya apa yang masih menjadi keinginanya dalam bisnis ini, Dini mengaku ingin menjadikan rumahnya sebagai workshop sekaligus pelatihan kerja bagi warga sekitarnya. "Intinya sih semua yang butuh, bisa bekerja disini. Tapi masih belum bisa membangun tempatnya. Lahannya sudah ada tapi harus sabar nunggu rezeki. Doakan ya," ujar Dini.

Tidak banyak pengusaha kecil seperti Dini yang harus bertarung dengan produk-produk impor mampu bertahan ditengah arus perdagangan bebas saat ini. Semangatnya untuk memajukan lingkungan sekitarnya patut didukung terutama oleh pemerintah.

Lantas berapa harga setiap karya unik karya Dini? Beragam baju unik tersebut dijual dengan harga Rp.35 ribu hingga Rp. 40 ribu tergantung modelnya. Baju-baju cantik ini dijual grosiran minimal satu lusin. Sedangkan aksesoris kucing seperti kalung dipasarkan dengan harga Rp.3000 sampai Rp. 20.000 dengan pembelian minimal 10 lusin.

Pada momen hari-hari besar seperti perayaan Imlek, Dini mengaku pemesanan naik hingga dua kali lipat. Ia pun mendesain baju kucing serba merah layaknya kostum Imlek. "Kalau hari Kartini kita juga membuat baju ala Kartini,"pungkasnya.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4419 seconds (0.1#10.140)