Yuk Intip Tabir Surya dari Tanaman Sambiloto Buatan Dosen ITS

Rabu, 22 Januari 2020 - 17:17 WIB
Yuk Intip Tabir Surya dari Tanaman Sambiloto Buatan Dosen ITS
Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Fredy Kurniawan meneliti ekstrak tanaman sambiloto sebagai anti radiasi Ultraviolet (UV) untuk tabir surya. Foto/Ist.
A A A
SURABAYA - Banyak tanaman obat (Toga) di Indonesia yang memiliki manfaat tinggi. Salah satunya Sambiloto. Tanaman ini ternyata bisa dibuat menjadi tabir surya.

Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Fredy Kurniawan baru-baru ini meneliti ekstrak tanaman sambiloto sebagai anti radiasi Ultraviolet (UV) yang bisa dibuat tabir surya.

Ia menjelaskan, potensi tanaman obat telah banyak dikembangkan di Indonesia, khususnya di bidang farmasi. "Di sini kami mencoba menggali lebih dalam potensi lain yang belum pernah dikembangkan pada penelitian sebelumnya, tanaman ini tersedia melimpah di Indonesia dengan budidayanya yang mudah," kata Fredy, Rabu (22/1/2020).

Kepala Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Analitika Data ITS menambahkan, pemanfaatan dan pengembangan tanaman obat pada penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis dari aset alami negara Indonesia.

Tanaman yang memiliki nama latin Andrographis paniculata L. Ness ini merupakan salah satu jenis tanaman obat yang menjadi prioritas utama untuk dikembangkan di Indonesia.

Selain itu, tanaman ini mempunyai senyawa aktif yang khas yang dikenal dengan nama "King Bitter". Senyawa tersebut merupakan senyawa bioaktif primer Andrographolide, yang mana merupakan golongan senyawa terpenoid khususnya diterpene lakton.

Fredy pun mencoba untuk mengekstraksi tanaman obat menggunakan metode maserasi. Selanjutnya, untuk metode analisis menggunakan metode spektrofotometri Ultraviolet dan spektrofotometri fluoresens.

Sedangkan untuk metode karakterisasi hasil ekstraksi menggunakan metode spektrometri infra merah atau Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) dan kromatografi Liquid Chromatography-Mass Spectrometer (LCMS/MS).

"Secara prinsip, pertama tanaman obat sambiloto diambil bagian daunnya kemudian dipreparasi dan dilakukan proses maserasi selama beberapa waktu, kemudian dilakukan karakterisasi dan analisis terhadap hasil ekstraksi tanaman obat sambiloto, terakhir adalah modifikasi dan aplikasi ekstrak tanaman tersebut sebagai UV Protector," ungkapnya.

Fredy menambahkan, hasil akhir dari penelitiannya tersebut adalah berupa tabir surya yang merupakan salah satu jenis produk kosmetik yang banyak dibutuhkan. Yakni, tabir surya yang mengandung ekstrak tanaman sambiloto dengan nilai Sun Protection Factor (SPF) tertentu.

Ia juga mengakui, selama proses penelitian tentunya ada kendala yang dihadapi. Salah satu contohnya adalah dikarenakan sampelnya berupa bahan alami, sehingga komponen (matriks) yang terkandung di dalamnya cukup kompleks. Fredy mengungkapkan bahwa penelitiannya saat ini sedang dalam proses publikasi ilmiah.

"Memang saat ini belum ada kerja sama dengan pihak ketiga, tetapi untuk ke depannya sudah ada rencana untuk bisa diproduksi massal," ucapnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.3331 seconds (0.1#10.140)