Aplikasi Pendeteksi Stunting Buatan Mahasiswa Unair

Kamis, 23 Januari 2020 - 12:15 WIB
Aplikasi Pendeteksi Stunting Buatan Mahasiswa Unair
Farissa Riski Rahmadona, mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga menciptakan aplikasi deteksi stunting. Foto/Ist
A A A
SURABAYA - Permasalahan stunting pada balita masih menjadi fokus utama pemerintah saat ini. Berbagai upaya pun dilakukan untuk mengurangi prevalensi balita yang menderita stunting.

Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (Unair) Farissa Riski Rahmadona menciptakan aplikasi untuk mendeteksi stunting pada anak sejak dini. Aplikasi yang diberi nama Expert System Detecting Stunting in Children Using Certainty Factor Method: A Web Based Application diharapkan bisa membantu semua pihak untuk melakukan deteksi pada balita.

Farissa menjelaskan, aplikasi tersebut berupa sistem pakar. Para pakaritu langsung dari dokter anak. Pengguna sistem pun dapat mengetahui kondisi stunting pada anak dengan cara yang cepat dan tepat.

“Bentuk inovasinya saya buat sistem yang langsung terhubung dengan dokter anak. Dari pengetahuan pakar, saya buat rule untuk mendeteksi stunting pada anak. Outputnya, pengguna sistem bisa mengetahui kondisi stunting pada anak dengan cara yang cepat dan tepat,” kata Farissa, Kamis (23/1/2020).

Menurut dia, pembuatan aplikasi tersebut bekerja sama dengan posyandu di Kota Bontang untuk pengambilan data. Sementara pakar dokter anak berasal dari Rumah Sakit Wahab Sjahranie, Bontang. Kota Bontang dipilih karena persentase stunting yang masih tinggi.

Farissa menjelaskan, materi menjadi salah satu kesulitan yang dihadapinya selama proses pembuatan sistem. Hal itu karena latarbelakang studi yang berbeda dengan materi yang diambil.

“Kesulitannya karena saya bukan orang medis, saya harus belajar istilah permasalahan gizi anak,” ujar mahasiswa Sistem Informasi tersebut.

Farissa berharap ke depan aplikasi tersebut dapat dikembangkan dan dapat menghasilkan hasil yang akurat. Serta, berguna untuk mendeteksi stunting pada anak lebih cepat dan tepat.

“Karena kondisi stunting yang terlambat diketahui akan memiliki dampak yang buruk untuk perkembangan anak,” kata dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8772 seconds (0.1#10.140)