Aplikasi Intravtas Bisa Bantu Surabaya Bebas Macet

Jum'at, 24 Januari 2020 - 19:27 WIB
Aplikasi Intravtas Bisa Bantu Surabaya Bebas Macet
Dosen ITS Erma Suryani ST MT PhD menunjukan Aplikasi Intravtas yang dipercaya mampu mengatasi kemecetan di Kota Surabaya. Foto/Ist
A A A
SURABAYA - Bertambahnya kendaraan baru tiap tahun selalu menambah jalur kemacetan baru di Kota Surabaya. Penambahan jalan baru pun tak mengatasi persoalan yang ada.

Untuk membantu menghadapi masalah kemacetan dan meningkatkan minat masyarakat untuk naik angkutan umum, tim dosen dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan inovasi baru melalui aplikasi bernama Intravtas User dan Intravtas Driver.

Aplikasi tersebut merupakan kolaborasi antara Erma Suryani ST MT PhD, Rully Agus Hendrawan SKom MEng, dan Arif Wibisono SKom MSc yang merupakan dosen Departemen Sistem Informasi ITS bersama guru besar Departemen Matematika ITS Prof Dr Basuki Widodo MSc.

Dengan memanfaatkan model simulasi dan Information and Communication Technologies (ICT), mereka merancang aplikasi yang dapat mendeteksi keberadaan pengguna angkot, memonitor ketersediaan angkutan umum, dan memberikan navigasi lalu lintas. “Aplikasi ini mencoba memanfaatkan sistem GPS dan Maps,” kata Erma, Jumat (24/1/2020).

Dia menjelaskan, aplikasi tersebut bekerja dua arah dan tersedia dua pilihan untuk penumpang dan juga sopir angkutan umum. Instrastav User diperuntukkan bagi penumpang, melalui aplikasi tersebut calon penumpang dapat mengidentifikasi lokasi terkini angkutan umum terdekat.

“Tidak perlu lagi penumpang menunggu tanpa kepastian di pinggir jalan seperti yang selama ini terjadi,” ujar dia.

Menurut Erma, hal yang membuat penumpang enggan menggunakan transportasi umum seringkali dikarenakan waktu tempuh angkutan umum yang tidak bisa diprediksi. Contohnya untuk angkutan kota (angkot) seringkali menunggu penumpang penuh (ngetem) baru beroperasi atau jalan.

“Dengan aplikasi Intranstav Driver, sopir juga tidak perlu lagi menunggu lama karena sudah terlihat di mana lokasi penumpang yang hendak naik,” jelas dia.

Dia mengatakan, penyebab utama kemacetan adalah volume kendaraan yang terlalu padat. Padatnya volume tersebut dikarenakan pengguna jalan raya tidak tertarik untuk memakai alat transportasi umum, sehingga banyak yang menggunakan kendaraan pribadi. “Dengan adanya aplikasi ini, akan lebih menarik pengguna jalan untuk menggunakan transportasi umum,” kata dia.

Bagi Erma, aplikasi yang sudah sejak 2018 dikembangkan ini menyasar angkutan umum lyn dan bus kota. Dua transportasi umum tersebut mendukung terwujudnya tiga poin yang menjadi tujuan aplikasi ini. Poin pertama adalah economic sustainability yang menjadikan arus transportasi Surabaya menjadi lebih efektif dan efisien. “Kalau diterapkan maka kemacetan akan berkurang,” kata dia.

Selain itu, transportasi yang dipilih pun merupakan angkutan umum yang biayanya sangat terjangkau dan rute yang menjangkau hingga jalanan sempit. “Kami memanfaatkan alat transportasi yang sudah beroperasi sejak lama dan sudah dikenal masyarakat,” kata dia.

Aplikasi yang sudah disosialisasikan kepada perwakilan pengguna dan pengemudi angkutan umum Surabaya ini telah menjalin kerja sama dengan Dinas Perhubungan Kota Surabaya.

Erma dan tim berharap bahwa ke depan akan ada kerja sama antara ITS, Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Google (sebagai penyedia layanan API), serta provider telekomunikasi sebagai penyedia paket data agar sistem ini dapat dinikmati oleh pengemudi angkot dengan biaya yang sangat terjangkau.

Erma mengatakan, aplikasi ini diharapkan dapat membantu Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam menanggulangi kemacetan dan tingginya volume kendaraan pribadi untuk mewujudkan Kota Surabaya yang bebas macet.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2439 seconds (0.1#10.140)