Netanyahu Sebut Perdamaian Israel-Palestina yang Dirancang Trump

Minggu, 26 Januari 2020 - 12:57 WIB
Netanyahu Sebut Perdamaian Israel-Palestina yang Dirancang Trump
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, ia berharap rencana perdamaian Presiden AS, Donald Trump untuk Timur Tengah menjadi bersejarah. Foto/Reuters
A A A
TEL AVIV - Jelang pelaksanaan perjalanan kerjanya ke Amerika Serikat (AS), Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengungkapkan rencana perdamaian di Timur Tengah.

Netanyahu berharap rencana perdamaian yang digagas Presiden AS, Donald Trump untuk Timur Tengah, menjadi perdamaian "bersejarah".

"Kesempatan seperti ini datang sekali dalam sejarah dan tidak dapat dilewatkan. Saya penuh harapan bahwa kita berada di ambang momen bersejarah dalam sejarah negara kita," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (26/1/2020).

Rencana perdamaian Israel-Palestina rancangan pemerintah Trump dilaporkan akan dipresentasikan minggu depan di Gedung Putih. Stasiun televisi Israel membocorkan sebagian poin proposal perdamaian itu, salah satunya akan memberikan kedaulatan Israel atas seluruh Yerusalem.

Proposal perdamaian yang dikenal sebagai "Deal of the Century" atau "Kesepakatan Abad Ini" itu akan dipresentasikan Trump di hadapan Netanyahu dan pemimpin partai pesaingnya Blue and White; Benny Gantz.

Menurut stasiun televisi Israel, pemberian seluruh Yerusalem berarti mandat AS bagi rezim Zionis untuk mencaplok semua area permukiman Tepi Barat. Laporan itu menyebut proposal itu merupakan "proposal paling dermawan" yang pernah disampaikan seorang presiden AS kepada Israel.

Beberapa bulan sebelumnya, proposal itu pernah bocor. Namun, pihak Presiden Trump saat itu menganggap bocoran tersebut "murni spekulatif" dan rincian pastinya akan disampaikan pada waktu perilisannya.

Stasiun televisi Channel 12 menyatakan proposal ini pada akhirnya menyediakan sebuah negara Palestina tetapi dalam kondisi yang tidak bisa diterima oleh pemimpin Palestina.

Channel 12 melaporkan bahwa Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas tidak mengetahui rincian rencana tersebut, dan bahwa hal itu dianggap di Ramallah sebagai proposal "mati pada saat kedatangan".
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.4569 seconds (0.1#10.140)