Virus Corona Menggila, Pemprov Berencana Evakuasi Mahasiswa Jatim

Kamis, 30 Januari 2020 - 08:49 WIB
Virus Corona Menggila, Pemprov Berencana Evakuasi Mahasiswa Jatim
Pemprov Jatim berencana mengevakuasi mahasiswa Jatim, yang saat ini berada di China. Foto/Ilustrasi
A A A
SURABAYA - Koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) terus dilakukan Pemprov Jatim, terkait keberadaan sebanyak 248 mahasiswa asal Jatim, yang ada di China.

Ratusan mahasiswa tersebut, tengah menempuh studi di berbagai perguruan tinggi yang ada di China, dan kini mereka tengah berada di bawah bayang-bayang serangan virus corona jenis baru yang mematikan.

Pemprov Jatim juga mengundang para orang tua atau wali mahasiswa asal berbagai daerah di Jatim, untuk memastikan bahwa pemerintah tidak tinggal diam dengan apa yang mereka dikeluhkan. Apalagi pemerintah Indonesia juga sedang berupaya keras bisa memulangkan seluruh mahasiswa Indonesia pasca Wuhan, China ditetapkan sebagai pusat endemi virus Corona yang membahayakan.

"Saya sudah bertemu Bu Menlu (Menteri Luar Negeri) dan Presiden Jokowi dan berkoordinasi, apa yang dibutuhkan para student yang waktu itu beberapa toko penjual bahan makanan masih banyak yang belum buka. Sekarang kebutuhan yang mendesak adalah evakuasi," ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Rabu (29/1/2020) malam.

Orang nomor satu di Jatim itu akan melakukan koordinasi dari jumlah 248 mahasiswa Jatim di China. Dia berharap seluruh mahasiswa bisa diprioritaskan untuk bisa dipulangkan dalam satu penerbangan supaya bisa lebih efektif ketika mereka sampai di Juanda. "Sehingga bisa mendapatkan layanan kesehatan yang sudah disiapkan," ungkap mantan Mensos ini.

Khofifah berharap kepada para orang tua atau wali mahasiswa asal Jatim, yang sedang studi di China, memberikan data lengkap kepada Pemprov Jatim melalui Kabag Hubungan Luar Negeri Biro Humas Protokol. "Selain nama, nomor telepon tempat tinggal dan nama kampus. Kalau bisa dilengkapi nomor passport dan visa serta email," jelas Khofifah.

Di tempat yang sama, Humas Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Vinda Maya mengatakan bahwa ada sebanyak 13 mahasiswa Unesa yang tengah mendapatkan program beasiswa menempuh pendidikan paska sarjana (S2) dan sarjana (S1) di Central China Normal University (CCNU) di Wuhan, China. Namun tiga diantaranya sudah pulang pada 10 Januari lalu.

"Mereka berharap pemerintah Indonesia baik itu melalui Kementerian Luar Negeri, Kementerian Polhukam dan Kementerian Kesehatan segera mengambil tindakan memulangkan mereka," ujar Vinda.

Diakui Vinda, pihak rektorat hampir setiap hari juga menghubungi para mahasiswa untuk mendapat laporan perkembangan kondisi mereka disana. "Saat ini masih aman, sehat dan seperti kemarin sih logistik masih aman tetapi memang harga naik empat kali lipat. Hari Selasa sore kami sudah mentransfer uang untuk tambahan biaya. Kalau ada kekurangan mereka kami minta segera hubungi rektorat," tandasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8361 seconds (0.1#10.140)