Indonesia Hanya Andalkan Dana APBN untuk Tangani Bencana

Rabu, 10 Oktober 2018 - 15:20 WIB
Indonesia Hanya Andalkan Dana APBN untuk Tangani Bencana
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memaparkan beberapa rencana strategi yang akan diterapkan oleh Indonesia dalam pembiayaan bencana di ajang DRFI. Foto/Ilustrasi
A A A
BALI - Indonesia ternyata hanya mengandalkan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) saat terjadi bencana alam seperti yang terjadi di Sulawesi Tengah.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan hal itu saat acara High Level Dialogue on Disaster Risk Financing and Insurance (DRFI).

“Jika terjadi bencana, sebagian besar kerugian yang dialami oleh masyarakat akan ditanggung oleh pemerintah dari APBN dan realokasi anggaran. Sedangkan pemerintah daerah hanya mengandalkan dari dana transfer ke daerah,” ujar Menkeu dalam rangkaian kegiatan sidang tahunan IMF-World Bank 2018 di Mangupura Room, BICC, Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018)

Dalam ajang DRFI, Menkeu bersama Presiden World Bank Group Jim Yong Kim, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Secretary of Budget and Management Philipines, Benjamin Diokno, dan Alternate Vice Finance Minister for International Affairs, MoF Japan, Yota Ono berbicara pada acara High Level Dialogue on Disaster Risk Financing and Insurance (DRFI).

Lebih jauh, Menkeu mengatakan pembiayaan lebih terfokus pada respon terhadap dampak bencana, pemulihan dan pembangunan kembali, tetapi tidak kepada strategi transfer risiko. Konsep transfer risiko telah dicoba untuk petani dan nelayan, namun Ia jelaskan saat ini hal itu hanya pada level keamanan ketersediaan pasokan makanan dan asuransi jiwa.

Pada kesempatan itu, Ia pun memaparkan beberapa rencana strategi yang akan diterapkan oleh Indonesia. Pemerintah akan menentukan risiko mana yang pembiayaannya ditanggung sendiri, pembiayaan risiko yang ditransfer dan bagaimana memilih instrumen yang sesuai dan efisien.

“Objektivitas kebijakan Pemerintah saat ini adalah bagaimana dapat melindungi masyarakat, tetapi juga keuangan negara dengan cara yang berkelanjutan dan se-efisien mungkin,” ujarnya

Menkeu kembali menyebutkan, pertemuan ini akan digunakannya untuk terus belajar dari berbagai negara yang telah mempunyai skema asuransi bencana. Seperti yang dilakukan oleh Kolombia, Chili, Peru, dan Meksiko yang bersama-sama menyusun desain Manajemen Risiko Bencana asuransi untuk 2018-2020, ataupun Filipina dalam menangani bencana alam angin topan.

“Saya ingin belajar dari rekan-rekan saya semua yang hadir disini karena di pertemuan ini telah hadir berbagai institusi yang beroperasi secara global dan mengetahui best practice yang terjadi di beberapa negara. Kami ingin belajar dengan efisien dan efektif,” tutupnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7781 seconds (0.1#10.140)