Gerakkan Sektor UMKM Lewat Lomba Burung Berkicau

Minggu, 14 Oktober 2018 - 23:31 WIB
Gerakkan Sektor UMKM Lewat Lomba Burung Berkicau
Gubernur Jawa Timur Soekarwo saat membuka Lomba Burung Berkicau Tingkat Nasional Piala Gubernur Jatim Pakde Karwo Cup VIII di Lapangan Parkir Ubaya, Surabaya, Minggu (14/10/2018). Foto/SINDOnews/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - Usaha mikro kecil menengah (UMKM) terbantu dengan digelarnya lomba burung kicau. Lomba ini menjadi salah satu wadah dalam menyalurkan hobi masyarakat yang mencintai burung.

Banyak hal positif dengan semakin gencar diadakan lomba burung, salah satunya adalah memacu UMKM yang bergerak di dunia hobi burung untuk terus berkembang.

Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, salah satu sisi ekonomi yang bisa digali para pelaku UMKM, yaitu dengan memanfaatkan kebutuhan para penghobi burung.

Banyak karya seni yang sudah diciptakan para pelaku UMKM di dunia burung. Antara lain, sangkar burung, aksesori dan berbagai kebutuhan makanan dan suplemen untuk burung. Sehingga, secara tidak langsung lomba burung ikut menumbuhkan perekonomian masyarakat dan pelaku UMKM.

”Pelaku UMKM harus memanfaatkan lomba burung sebagai sarana untuk memasarkan produknya. Sehingga lebih dikenal oleh para penghobi burung,” katanya saat membuka Lomba Burung Berkicau Tingkat Nasional Piala Gubernur Jatim Pakde Karwo Cup VIII di Lapangan Parkir Ubaya, Surabaya, Minggu (14/10/2018).

Lomba ini menjadi even yang dinanti para penggemar burung. Selain sebagai ajang memperkenalkan jenis burung juga sebagai media silaturahim para penggemar burung di seluruh nusantara.

Burung sudah menjadi identitas budaya bagi masyarakat Jatim. Hampir setiap masyarakat di Jatim memiliki burung sebagai hewan peliharaan. Sebagian masyarakat menganggap sebuah rumah kurang lengkap apabila tidak ada suara burung.

”Semua masyarakat Jatim adalah kicau mania, karena tidak lengkap apabila bangun tidur tidak mendengar suara kicauan burung,” kata Soekarwo.

Jenis burung asli Indonesia banyak sekali jumlahnya. Jumlahnya semakin menurun karena maraknya penebangan hutan baik untuk industri maupun tempat tinggal.

Dengan semakin berkurangnya luas hutan yang menjadi habitat burung, banyak pegiat burung yang berupaya untuk menangkar. Ini agar terus lestari keberadaannya. Upaya tersebut saat ini sudah menjadi budaya bagi masyarakat Jatim yang tidak hanya menikmati suara burung, tapi juga ikut melestarikannya.

Pakde Karwo memberi contoh, penangkaran burung Jalak Bali di Jatim lebih banyak dibandingkan di wilayah aslinya di Bali. ”Hal tersebut menunjukkan, penggemar burung di Jatim memiliki kepedulian atas kelestarian habitat,” pungkas Soekarwo.

Lomba Burung Berkicau Tingkat Nasional Piala Gubernur Jatim Pakde Karwo Cup VIII tahun 2018 merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan dalam rangka Peringatan Hari Jadi Provinsi Jawa Timur. Setidaknya sudah delapan kali ajang ini diselenggarakan.

Setiap tahunnya jumlah peserta yang mengikuti terus meningkat. Pada tahun 2017 diikuti sekitar 2.500 peserta, dan pada tahun 2018 meningkat menjadi 2.600 peserta. Peserta yang mengikuti bukan hanya berasal dari Jatim, tetapi seluruh Indonesia, seperti Bali, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5514 seconds (0.1#10.140)