Mantan Pejabat CIA Sebut Israel yang Campuri Pemilu AS

Minggu, 16 Februari 2020 - 19:28 WIB
Mantan Pejabat CIA Sebut Israel yang Campuri Pemilu AS
Mantan spesialis anti-terorisme dan pejabat intelijen militer CIA, Philip Giraldi menyebut, bukan Rusia yang turut campur dalam pemilu AS, tetapi Israel. Foto/Ist.
A A A
WASHINGTON - Tuduhan terhadap Rusia turut campur dalam Pemilu AS, dibantah oleh mantan pejabat intelijen militer Badan Intelijen Amerika Serikat (AS) atau CIA, Philip Giraldi.

Giraldi yang merupakan spesialis anti-terorisme di CIA tersebut, dengan tegas menyebut, bukan Rusia, namun Israel yang turut campur dalam pemilu AS.

Dalan tulisan yang diterbitkan di Unz Review mengenai penyimpangan pemungutan suara di Kaukus Iowa baru-baru ini dari Partai Demokrat, Giraldi mengingat sejarah panjang klaim Partai Demokrat tentang campur tangan Rusia dalam pemilu 2016. Dia mencatat bahwa dampak aktualnya pada hasil pemilu 2016 tidak bisa disepelekan.

Namun, di Iowa, menurut Giraldi, Israel, bukan Rusia yang mungkin berubah menjadi bagian dari cerita minggu lalu tentang Kaukus Partai Demokrat yang sangat tidak kompeten.

Dia mengutip pelaporan investigasi oleh Proyek Gray Zone kerusakan aplikasi dan akhirnya menunda pelaporan hasil kaukus selama hampir satu minggu.

Giraldi menyebut bahwa saat ini tampaknya aplikasi tersebut mungkin menjadi bagian dari operasi yang didanai oleh miliarder pro-Israel yang memiliki hubungan dekat dengan kelompok pemukim Israel yang menentang Bernie Sanders dan mendukung Pet Buttigieg.

“Pada kenyataannya, luar biasa sejauh mana Buttigieg telah mengeraskan garis mendukung Israel. Dia telah meninggalkan komitmennya yang dibuat Juni lalu bahwa dia akan menahan bantuan dari Israel, jika Tel Aiv ingin menganeksasi lebih banyak wilayah Tepi Barat," ucapnya, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (16/2/2020).

"Singkatnya, Buttigieg adalah kandidat korporat pabrikan yang tidak lebih dari jas kosong, tidak memiliki nilai-nilai inti apa pun selain berusaha menjadi presiden gay pertama. Pendiri merasa nyaman dengan dia dan dia tampan, tampaknya ramah dan pandai berbicara. Dia sekarang merasa diterima oleh pemerintah Israel dan lobi domestik yang kuat, yang selalu curiga terhadap Trump bahkan ketika dia memberi mereka hadiah," tukasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8852 seconds (0.1#10.140)