Risma: Jangan Libatkan Anak-anak dalam Politik Praktis

Selasa, 16 Oktober 2018 - 16:07 WIB
Risma: Jangan Libatkan Anak-anak dalam Politik Praktis
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ketika menerima kunjungan Pemerintah Kabupaten Semarang di balai Kota Surabaya.Foto/SINDOnews/Aan Haryono.
A A A
SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini marah besar ketika setelah viralnya video puluhan pelajar berseragam pramuka yang meneriakkan yel-yel 2019 ganti presiden. Dirinya menyanyangkan kejadian tersebut dan berharap kejadian itu tidak lagi terjadi di Kota Pahlawan.

“Saya meminta kepada seluruh pihak untuk tidak mengajak anak-anak Surabaya terjun dalam politik praktis. Sebab, anak-anak harus konsentrasi untuk masa depannya,” ujar Risma ketika ditemui di sela-sela menerima kunjungan kerja Pemerintah Kabupaten Semarang di Balai Kota Surabaya, Selasa (16/10/2018).

Kejadian ini, katanya, membuatnya merasa was-was. Sebab, dirinya sudah melakukan persiapan jauh-jauh hari untuk melindungi anak-anak dari pengaruh politik praktis. Salah satunya langkahnya dengan menggratiskan biaya pendidikan agar ke depan mereka siap menghadapi berbagai macam persaingan yang jauh lebih berat.

“Tahun 2020 globalisasi ekonomi terjadi di dunia dan kalau anak-anak kita tidak dipersiapkan maka mereka akan kalah dalam persaingan itu,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, kalau sampai anak-anak Indonesia khsusunya Surabaya kalah dalam persaingan tersebut, maka dirinya meyakini anak-anak akan dijajah kembali dengan cara yang berbeda. “Penjajahan ke depan itu di bidang ekonomi dan kebodohan,” jelas wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini.

Risma pun menekankan agar anak-anak di Surabaya tidak boleh dijajah atau terjajah kembali. Caranya, kata dia, anak-anak harus survive agar menjadi tuan dan nyonya di tanahnya sendiri. “Makanya sekarang ini, saya terus persiapkan secara matang dan bertahap untuk anak-anak di berbagai bidang,” tandasnya.

Bahkan ke depan, dirinya mengusahakan untuk turun langsung menjadi pengajar bagi para guru tentang teknologi, pengenalan anak terkait budaya dan sejarah negaranya. “Saya lebih menjadi pengajar agar arahnya jelas,” sambungnya.

Risma pun meminta dengan hormat kepada para politikus untuk tidak melibatkan anak-anak dalam politik praktis. Alasannya, agar anak-anak bisa konsentrasi secara penuh untuk masa depannya.

“Saya ingin anak-anak Surabaya jadi pemenang dan bisa sejajar dengan anak-anak di dunia. Itu bisa dilakukan dan mungkin untuk diwujudkan,” jelasnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1814 seconds (0.1#10.140)