Inilah Dampak Brexit, Warga Inggris Meringis Miliki Motor Jepang

Selasa, 16 Oktober 2018 - 16:30 WIB
Inilah Dampak Brexit, Warga Inggris Meringis Miliki Motor Jepang
erjanjian Brexi membuat penikmat sepeda motor di Inggris sulit memiliki motor buatan Jepang. FOTO/ Motorrad
A A A
LONDON - Inggris berusaha mendekati pemerintah Jepang dengan kerjasama bilateral agar terhindar dari dampak luas dari keputusan meninggalkan Uni Eropa (British Exit/ Brexit).

Kesepakatan perdagangan antara Jepang dan Uni Eropa yang ditandatangani awal tahun ini ternyata membuat konsumen sepeda motor di Inggris menjadi meringis.

Seperti dilansir dari Visordown, Selasa (16/10/2018), Federasi Pengendara Motor Inggris melaporkan bahwa Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa-Jepang telah ditandatangani pada bulan Juli lalu, dan akan menghapus tarif bea cukai eksternal Uni Eropa dari impor pabrikan Jepang, dengan penerapan yang akan dilakukan selama lima tahun ke depan.

Berdasarkan perjanjian ini, tarif 6% yang mempengaruhi sepeda motor akan dihapuskan.Artinya motor akan lebih murah untuk pembeli UE. Konsumen Eropa juga akan mendapat manfaat dari standar umum persetujuan jenis pada keamanan produk serta emisi.

Namun, kesepakatan perdagangan bebas ini kemungkinan tidak akan diterapkan ke Inggris karena Brexit. Dan itu berarti produsen berbasis UE akan menikmati akses yang lebih kompetitif ke pasar Jepang, sementara mereka di Inggris akan tertinggal.

Tapi Perdana Menteri Jepang Shinz? Abe baru-baru ini menyatakan bahwa Jepang akan menyambut Inggris dengan "tangan terbuka" untuk 11 negara Trans-Pacific Partnership (TPP), meskipun skala waktu yang satu ini tidak mungkin dalam waktu dekat.

Sementara itu, Chief Executive Society of Motor Manufacturers and Traders, Mike Hawes, mempercayai bahwa Brexit akan berdampak luas bagi industri otomotif di Inggris.

”Berdasarkan aturan WTO, 10 persen tarif akan diberlakukan untuk kendaraan (yang masuk ke Inggris) dan rata-rata 4,5 persen untuk komponen. Biaya produksi kendaraan di Inggris akan bertambah ketimbang para kompetitor. Daya saing Inggris akan tergerus. Biaya kepemilikan mobil uintuk konsumen di Inggris akan naik,” ujar Hawes kepada Financial Times.

Belum bisa disimpulkan, apa bentuk kongkret kerjasama yang dilakukan Jepang dan Inggris soal ini. Yang pasti, kerjasama akan diarahkan agar produksi mobil dan produk kendaraan lokal di Inggris masih bisa bersaing.

Jadi sementara pengendara Uni Eropa melihat untuk mendapatkan keuntungan dari sepeda murah dan persetujuan tipe standar Jepang, orang Inggris akan meringis.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4441 seconds (0.1#10.140)