Angka Harapan Hidup lansia Naik, Semarang Belajar ke Surabaya

Selasa, 16 Oktober 2018 - 20:37 WIB
Angka Harapan Hidup lansia Naik, Semarang Belajar ke Surabaya
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ketika menerima kunjungan Pemkot Semarang di Balai Kota Surabaya. Foto/SINDONews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Pemberian makan para warga lanjut usia (lansia) di Kota Pahlawan, menarik minat Kota Semarang untuk mengadobsinya, dan menerapkan cara penanganan lansia.

Wakil Wali Kota Semarang Ngesti Nugraha menuturkan, pihaknya ingin mematangkan rancangan peraturan daerah (Raperda) penanganan kesejahteraan lansia yang sedang dibahas di Semarang.

"Kami mohon informasi agar menjadi masukan yang baik sehingga mampu diterapkan di Semarang," ujar Ngesti ketika ditemui di Balai Kota Surabaya, Selasa (16/10/2018).

Ia melanjutkan, berbagai macam program yang sudah dijalankan di Surabaya membuatnya tertarik untuk mempelajari. Baginya, Surabaya memiliki potensi yang sangat baik dalam melayani utamanya memperhatikan secara penuh kebutuhan para lansia.

"Khususnya persediaan taman lansia dan pelayanan kesehatan itu sangat penting bagi mereka dan itu akan kita terapkan di Semarang," ucapnya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menuturkan, secara khusus Surabaya tidak memiliki Raperda untuk lansia. Namun, ada beberapa program penanganan bagi lansia.

Menurutnya, 59.167 lansia miskin dan tidak mampu, diberi makanan gratis sebulan empat kali, pemeriksaan gratis sebulan sekali dan dokter datang ke tempat mereka masing-masing.

"Selain itu ada pelatihan senam lansia di kampung dan kita sediakan trainer lalu ada griya werdha untuk menampung 123 lansia serta taman lansia. Semua kita fasilitasi," jelasnya.

Para lansia, katanya, juga difasilitasi pelayanan kesehatan BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang semua biayanya ditanggung pemkot. Sementara itu, untuk permakanan bagi lansia, sistem kepengurusan di lapangan diserahkan kepada masyarakat.

Semua percepatan itu, katanya, untuk memangkas sistem birokrasi. Artinya, melibatkan warga untuk mengayomi sesamanya serta mengurangi biaya yang dikeluarkan. "Intinya, jangan sampai ada lansia terlantar di Surabaya," katanya.

Risma mengaku angka harapan hidup lansia di Surabaya semakin panjang dari tahun ke tahun. "Kalau dulu 71 sudah meninggal kini usia 73. Semoga bisa kita pertahankan," sambungnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.8054 seconds (0.1#10.140)