Kerja Bareng, Toyota dan ITS Mulai Garap Konversi Mobil Listrik

Rabu, 19 Februari 2020 - 21:21 WIB
Kerja Bareng, Toyota dan ITS Mulai Garap Konversi Mobil Listrik
Toyota bersama ITS akan mengembangkan konversi mobil listrik di masa depan. Foto/Ist.
A A A
SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bekerja sama dengan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), untuk menggarap konversi mobil listrik.

Direktur Bidang Purchasing, Product Business Management, Engineering Management, Quality Assurance, Technical Government Affairs, and Internal Audit PT TMMIN, Yui Hastoro Sapardyanto menuturkan, dalam kerja sama ini ITS mendapatkan satu unit mobil konvensional dari Toyota yang diharapkan bisa dikonversi menjadi mobil listrik. Kerjasama ini ditargetkan selesai pada bulan Oktober mendatang.

Yui menambahkan, jika setidaknya mobil tersebut bisa melaju sampai dengan kecepatan 120 kilometer per jam dengan menggunakan motor berdaya 30 kilowatt. "Target itu sesuai dengan arah kebijakan pemerintah yang mendorong penggunaan mobil listrik," katanya sesuai Memorandum of Understanding (MoU) di Ruang Rektor ITS, Rabu (19/2/2020).

Ia melanjutkan, selain mengurangi polusi udara di perkotaan, proses konversi mobil listrik ini juga akan menciptakan model bisnis baru di masa yang akan datang. Pasalnya, masyarakat yang telah memiliki mobil konvensional sebelumnya tidak perlu lagi membeli mobil listrik baru. "Tinggal bawa saja ke bengkel resmi untuk dikonversi menjadi mobil listrik," jelasnya.

Semakin tingginya angka penggunaan mobil di Indonesia saat ini, katanya, juga menjadi salah satu peluang yang besar untuk proyek konversi mobil listrik ke depannya. Yui menyatakan, jika konversi mobil listrik seperti ini sebetulnya telah banyak dilakukan di beberapa negara lain.

Rektor ITS, Mochamad Ashari yakin ITS dapat menyelesaikan proyek besar ini. Selama ini, menurutnya, ITS juga memiliki banyak inovasi dan riset dalam kendaraan listrik, salah satunya adalah sepeda motor listrik gesit yang telah berhasil dikomersialkan.

Ia melanjutkan, sebetulnya dalam proses konversinya tidak membutuhkan waktu yang panjang, tetapi diperlukan waktu yang lama dalam proses pengujiannya. Salah satunya, pengujian jalan sejauh 10.000 kilometer yang akan memerlukan banyak waktu dan tenaga.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2379 seconds (0.1#10.140)