Doktor Ilmu Komputer ITS Kembangkan Sistem Estimasi Usia Otomatis

Jum'at, 21 Februari 2020 - 14:12 WIB
Doktor Ilmu Komputer ITS Kembangkan Sistem Estimasi Usia Otomatis
Doktor Ilmu Komputer Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Arna Fariza membuat penelitian sistem estimasi usia otomatis. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Doktor Ilmu Komputer Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Arna Fariza membuat penelitian sistem estimasi usia otomatis.

Sistem ini mampu mendeteksi estimasi usia secara otomatis untuk membantu seseorang melakukan deteksi dini.

Dalam disertasinya yang berjudul Sistem Estimasi Usia Otomatis Berdasarkan Radiografi Panoramik pada Odontologi Forensik, Arna mengembangkan metode untuk mengenali usia seseorang lewat citra atau gambar dari gigi manusia.

Dia menjelaskan, gigi merupakan salah satu bagian dari tubuh manusia yang paling populer di dunia odontologi forensik dalam urusan mengenali individu.

Arna mendeskripsikan gigi memiliki sifat yang sulit rusak dan tahan terhadap cuaca, kontaminasi bahan-bahan kimia dan trauma.

“Sehingga seringkali digunakan tenaga medis sebagai media untuk mengidentifikasi seseorang,” kata Arna, Jumat (21/2/2020).

Lulusan S2 Teknik Informatika ITS itu pun menguraikan bagaimana hasil penelitiannya bekerja. Riset Arna mengembangkan sebuah sistem estimasi usia secara otomatis berdasarkan citra radiografi panoramik bagi individu dewasa dengan rentang usia 16-70 tahun. Panoramik sendiri merupakan salah satu foto Rontgen yang digunakan dalam ilmu kedokteran gigi untuk memperoleh gambaran gigi dan jaringan lunak di sekitarnya.

Ada pun metode dari pengaplikasian sistem tersebut terbagi dalam tiga tahapan. Metode pertama yaitu dengan mendapatkan citra (X-Ray) gigi dan background. Citra harus mampu menangkap dan mengenali bagian-bagian dari gigi. “Dalam metode pertama ini, struktur-struktur ataupun artefak gigi mesti dihilangkan,” ujar dia.

Metode kedua dengan melakukan segmentasi pada citra tersebut, yaitu mengenali dan mendapatkan area-area gigi seperti lapisan terluar gigi, pulpa atau struktur terdalam gigi, dan dentin atau zat antara email dan pulpa. “Terakhir, sistem akan melakukan klasifikasi terhadap citra yang nantinya akan muncul estimasi usia dari individu pemilik gigi tersebut,” jelas dia.

Dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ini menjelaskan, , estimasi usia secara otomatis merupakan pendekatan baru bagi pemeriksaan radiografi dalam ilmu odontologi forensik. Selain itu, sistem ini juga mampu memudahkan proses dan mengurangi kesalahan dalam mengidentifikasi individu apabila dibandingkan dengan pengamatan secara manual atau menggunakan mata telanjang.

Hasilnya, kata dia, bisa diketahui bahwa perangkat lunak yang dikembangkannya memiliki akurasi mencapai 60,93% dengan tingkat kesalahan yang hanya sebesar 4,30%.

Arna mengaku mendapatkan ide untuk mengembangkan sistem otomatis itu karena terpicu adanya urgensi untuk mengenali individu, seiring dengan meningkatnya jumlah kecelakaan yang melibatkan banyak korban maupun musibah seperti bencana alam.

“Identifikasi ini tidak hanya untuk individu yang sudah meninggal, tetapi yang masih hidup juga bisa untuk menghindari kejahatan seperti pemalsuan dokumen,” kata dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6154 seconds (0.1#10.140)