Baru Kali Ini Pemimpin Israel dan Palestina Kompak, Ada Apa?

Rabu, 26 Februari 2020 - 07:59 WIB
Baru Kali Ini Pemimpin Israel dan Palestina Kompak, Ada Apa?
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Foto/Ist
A A A
YERUSALEM - Biasanya Pemimpin Israel dan Palestina selalu berseberangan dan bahkan saling menyerang dalam melontarkan pernyataan. Namun kali ini keduanya kompak. Ada apa?

Kekompakan mereka sama seperti sikap para pemimpin Timur Tengah yang memberikan penghormatan kepada mendiang mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak. Mereka memuji catatannya sebagai orang yang membawa stabilitas di Mesir dan bertindak sebagai mediator regional, terutama dalam konflik Israel-Palestina.

Hosni Mubarak tutup usia pada Selasa (25/2/2020) dalam usia 91 tahun. Ia berkuasa selama 30 tahun di Mesir hingga digulingkan pada 2011 dalam pemberontakan rakyat melawan korupsi dan pemerintahan otoriter.

Sebagai mitra Barat dalam memerangi kaum Islamis, Mubarak memimpin era stagnasi dan penindasan di dalam negeri dan merupakan korban awal revolusi Arab Spring yang melanda wilayah tersebut.

Namun, di panggung internasional, Mubarak mendapat rasa hormat sebagai pialang kekuasaan regional dan orang yang cinta damai.

Menghormati “teman pribadi”, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan “kesedihan mendalam” atas kematian Mubarak.

"Seorang pemimpin yang membimbing rakyatnya menuju perdamaian dan keamanan, menuju perdamaian dengan Israel," kata Netanyahu menggambarkan almarhum presiden Mesir itu seperti dilansir dari France24, Rabu (26/2/2020).

Sementara Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mengatakan dia berduka atas kematian Mubarak dengan sangat sedih, memuji catatannya sebagai teman dari perjuangan Palestina.

"Mubarak menghabiskan hidupnya melayani tanah airnya dan masalah kebenaran dan keadilan di dunia, dengan masalah rakyat Palestina kami di atas mereka," kata Abbas.

Sedangkan menteri negara untuk urusan luar negeri Uni Emirat Arab, Anwar Gargash, memuji Mubarak sebagai seorang negarawan yang mendukung posisi nasionalistik dan historis.

Mantan kepala Badan Atom Internasional, Mohamed El-Baradei, yang merupakan tokoh oposisi utama di tahun-tahun kejatuhan Mubarak, juga memberikan penghormatan.

"Semoga Tuhan mengampuni mantan presiden (Mubarak) dan memberikan kesabaran dan melipur duka keluarganya," tulis dia di Twitter.

Aktivis oposisi lain yang menonjol dalam revolusi yang menggulingkan Mubarak, seperti Wael Ghoneim, juga menyampaikan pesan duka mereka di media sosial.

“Dia setia dan mencintai Mesir. Dia mengambil tanggung jawab besar terhadap rakyat Mesir,” tulis Ghoneim di Twitter.

"Dia melakukan hal yang benar di banyak kesempatan dan juga banyak berbuat salah, sejarah akan memutuskan," tulis aktivis itu.

Mantan kandidat presiden Ayman Nour, yang mencalonkan diri melawan Mubarak dalam pemilihan multi-kandidat yang secara luas dianggap curang pada 2005 kalah dan kemudian dipenjara, juga memilih berdamai.
"Saya berjanji kepada Tuhan, saya pribadi memaafkannya," kata dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7993 seconds (0.1#10.140)