Setelah Mundur, Mahathir Kembali Berkuasa di Malaysia

Rabu, 26 Februari 2020 - 13:51 WIB
Setelah Mundur, Mahathir Kembali Berkuasa di Malaysia
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad. Foto/Reuters
A A A
KUALALUMPUR - Mahathir Mohammad (94) menjadi pemain kunci dalam kekisruhan politik Malaysia. Mahathir mengusulkan diri untuk memimpin pemerintahan persatuan dan mengundang anggota parlemen yang membelot untuk kembali bergabung dengan koalisi.

Usulan pemerintahan persatuan itu setelah pengunduran diri Mahathir sebagai perdana menteri (PM). Ide koalisi besar disampaikan kepada para pemimpin partai politik besar saat bertemu dengannya pada kemarin pagi.

“Tidak adanya kandidat lain, maka memunculkan Mahathir untuk membentuk pemerintahan,” kata satu dari empat sumber yang mengetahui permasalahan dilansir Reuters.

“Tidak ada entitas politik. Kita mungkin membentuk pemerintahan tanpa partai,” ujar sumber tersebut.

Hal itu dikuatkan sumber kedua yang menyatakan rencana pemerintahan persatuan nonpartisan. Berbagai sumber itu enggan menyebutkan namanya karena mereka tidak memiliki hak untuk berbicara pada media. Kantor Mahathir pun belum memberikan komentar.

Pengunduran diri Mahathir bisa menjadi langkah efektif di tengah koalisi Pakatan Harapan (PH) yang rapuh dan tidak populer karena ada tuntutan agar digelar sukses terhadap Anwar Ibrahim (72).

Skenario pengunduran diri mendadak membebaskan Mahathir dari janji untuk menyerahkan kekuasaannya kepada Anwar sebelum masa kekuasaannya berakhir pada 2023. “Dia (Mahathir) memiliki kebebasan total untuk memutuskan apa yang disukainya,” ujar Direktur Lembaga Jajak Pendapat Merdeka, Ibrahim Suffian.

Pakar politik Universitas Utara Malaysia Ahmad Martadha Mohamed mengungkapkan, Mahathir kini menjadi “kingmaker” dan orang satu-satunya yang bertanggung jawab dalam nasib politik Malaysia.

“Pengunduran diri PM dan Bersatu dari PH menjadikan dia tidak lagi menjadi bagian dari Pakatan Harapan. Tidak ada lagi pakta suksesi dan tidak ada orang yang bisa memaksanya untuk melaksanakan kesepakatan suksesi. Dia bisa memulai lagi untuk menentukan nasib Malaysia,” katanya.

Selanjutnya Oh Ei Sun, peneliti senior dari Institut Kerja Sama Internasional Singapura, juga mengungkapkan hal sama. Apa yang dilakukan Mahathir justru menjadikan dirinya bisa lebih berkuasa dibandingkan dengan semuanya.

“Dia (Mahathir) mendapatkan dukungan dari semua sisi. Dia mampu mengikat koalisi untuk bekerja dan kemungkinan melanjutkan jabatan PM sangat kuat,” ujarnya.

Kemudian Profesor James Chin, Direktur Institut Asia di Universitas Tasmania, mengungkapkan keputusan pengunduran diri Mahathir merupakan langkah taktis kalau dia tidak ingin menyerahkan kekuasaan kepada Anwar Ibrahim.

Chin pun menjelaskan sejarah pahit antara Mahathir dan Anwar menjadikan suksesi tidak akan pernah terjadi di antara mereka. “Konsesus umum di Kuala Lumpur adalah Anwar tidak akan menjadi PM tahun ini atau tahun depan dan akan kehilangan kesempatan menjadi PM,” kata dia.

Pengalaman Mahathir menjadikan dia mendapatkan dukungan dari banyak partai. Di tengah ekonomi yang semakin tidak pasti dan ancaman virus korona, menurut Martadha Mohamed, Malaysia membutuhkan pemimpin yang mampu. “Semua orang mengatakan Mahathir adalah orang yang tepat untuk pekerjaan tersebut,” kata dia.

Itu terbukti karena Partai Bersatu menolak pengunduran diri Mahathir sebagai ketua partai tersebut. Partai Aksi Demokratik (DAP) juga meminta Mahathir agar tetap melanjutkan kekuasaannya. “Dia (Mahathir) merupakan orang yang paling disukai jadi PM berikutnya,” kata anggota parlemen DAP, Ong Kian Ming.

Sementara itu, melansir Channel News Asia, seluruh anggota parlemen, termasuk Mahathir Mohamad, akan bertemu dan diwawancarai Raja Malaysia Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah untuk mengetahui siapa kandidat yang tepat untuk PM baru. Dalam konferensi pers, juru bicara Istana, Ahmad Fadil Shamsuddin mengungkapkan, raja akan melakukan wawancara semua anggota parlemen sebanyak 221 orang dalam sesi sekitar dua hingga tiga menit. Wawancara itu juga akan disaksikan oleh Kepala Sekretaris Pemerintahan Mohd Zuki Ali.

“Semua anggota parlemen telah diberi tahu tentang wawancara tersebut kemarin (24/2) oleh otoritas Istana,” kata Shamsuddin.

“Kita telah mengidentifikasi anggota parlemen yang akan diwawancara. Saya tidak memiliki mandat untuk mengungkap siapa mereka,” kata dia.

Sebanyak 90 anggota parlemen telah dipanggil ke istana kemarin, sisanya akan datang pada hari ini. “Raja akan mengumumkan langkah berikutnya setelah menyelesaikan wawancara,” kata Shamsuddin. Dia mengungkapkan, kebijakan Raja Malaysia tersebut akan dilakukan transparan dan hasilnya diumumkan ke media.

“Ini pertama kalinya audiensi raja akan digunakan untuk menentukan PM,” kata dia.

Dalam konstitusi federal Malaysia, raja bisa memilih PM untuk memimpin kabinet, tetapi penunjukan tersebut mendapatkan kepercayaan mayoritas anggota parlemen. (Andika H Mustaqim)
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.8974 seconds (0.1#10.140)