Panas Kasus Khashoggi, Saudi Transfer Rp1,5 Triliun ke AS, Ada Apa?

Jum'at, 19 Oktober 2018 - 07:11 WIB
Panas Kasus Khashoggi, Saudi Transfer Rp1,5 Triliun ke AS, Ada Apa?
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Michael Pompeo, dan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, membahas hilangnya wartawan Saudi pengkritik kerajaan, Jamal Khashoggi. Foto/REUTERS/Leah Millis
A A A
WASHINGTON - Di tengah panas kasus pembunuhan urnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, Amerika Serikat (AS) menerima transfer dana USD100 juta atau lebih dari Rp1,5 triliun.

Waktu transfer ini bersamaan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Michael Pompeo ke Riyadh, Selasa (16/10/2018), untuk membahas hilangnya wartawan Jamal Khashoggi.

Wartawan Arab Saudi pengkritik rezim kerajaan itu hilang sejak 2 Oktober setelah masuk ke Konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Kedatangannya untuk memperoleh dokumen perceraian dengan mantan istrinya, karena Khashoggi akan menikah dengan perempuan asal Turki.

Dalam perkembangan terbaru, Presiden Donald Trump akhirnya mengakui wartawan tersebut sudah tewas.

"Ini jelas terlihat seperti itu bagi saya," kata Trump kepada wartawan pada hari Kamis di Pangkalan Angkatan Udara Andrews ketika ditanya apakah Khashoggi sudah tewas.

"Sangat menyedihkan," katanya lagi, yang dilansir Reuters, Jumat (19/10/2018).

Transfer dana itu diungkap The New York Times, dan Washington Post. Belum jelas tujuan pengiriman dana tersebut. Namun, jumlah itu sama dengan jumlah uang yang dijanjikan Riyadh untuk administrasi Donald Trump guna mendukung upaya stabilisasi di Suriah.

Pemerintah Trump bersikeras, bahwa waktu transfer dana sebesar itu dengan kunjungan Menlu Pompeo untuk membahas kasus hilangnya Khashoggi murni kebetulan.

Brett McGurk, utusan AS untuk koalisi anti-Islamic State (ISIS), menegaskan bahwa pembayaran uang oleh Saudi itu tidak memiliki hubungan apa pun dengan pertemuan Pompeo dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang membahas dugaan pembunuhan Khashoggi.

"Arab Saudi telah secara terbuka memberikan uang pada bulan Agustus," katanya.

"Transfer dana spesifik telah lama dalam proses, dan tidak ada hubungannya dengan acara lain atau kunjungan menteri," ujarnya, mengacu pada kunjungan Menlu Pompeo.

Namun, analis Timur Tengah tak yakin dengan argumen pejabat AS tersebut. "Kemungkinan besar, Saudi ingin Trump tahu bahwa kerja samanya dalam menangani urusan Khashoggi penting bagi raja Saudi," kata Joshua Landis, direktur Pusat Kajian Timur Tengah Universitas Oklahoma, kepada Washington Post.

"Sebagian besar janji keuangannya ke AS akan bergantung pada kerja sama ini," paparnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5537 seconds (0.1#10.140)