Data BLT Amburadul, Warga Mampu di Mojokerto Kembalikan Bantuan

Senin, 11 Mei 2020 - 21:33 WIB
loading...
Data BLT Amburadul, Warga Mampu di Mojokerto Kembalikan Bantuan
Salah seorang warga mengembalikan undangan penerima BLT Kemensos bagi warga terdampak COVID-19 di Kota Mojokerto. Foto/SINDOnews/Tritus Julan
A A A
MOJOKERTO - Data penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Kementrian Sosial (Kemensos) terdampak COVID-19 di Kota Mojokerto amburadul. Bagaimana tidak, ada sejumlah warga dengan tingkat ekonomi mapan yang justru menerima batuan tersebut.

(Baca juga: Peduli Dampak Corona, Direksi PTPN XII Rela Tak Dapat THR )

Hal itu diketahui saat sejumlah warga mengembalikan undangan penyaluran BLT dari Kementrian Sosial terdampak COVID-19. Sebanyak tujuh orang warga asal Kelurahan Meri, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto itu mengembalikan undangan penyaluran bantuan tersebut ke pemerintah kelurahan setempat.

"Data yang mengembalikan undangan bantuan ada tujuh orang, alasannya karena merasa mampu, dan dengan tetangga sebelahnya yang tidak dapat. Jadi merasa tidak berhak menerima bantuan itu dan dikembalikan," kata Ketua RW 1, Muhkhsin.

Muhkhsin menuturkan, sebanyak tujuh kepala keluarga itu mengembalikan undangan pencairan BLT atas inisiatif sendiri. Menurutnya, tidak ada satupun yang merasa terpaksa. Bagi mereka, masih banyak warga kurang mampu yang semestinya dapat uluran tangan pemerintah. Apalagi di tengah pandemi COVID-19 sekarang ini.

"Mereka mengembalikan ke saya selaku Ketua RW. Selanjutnya akan saya serahkan ke Pemerintah Kelurahan. Sebab surat datangnya dari Pemerintah Kelurahan, maka itu akan saya serahkan ke Kelurahan, meskipun aturannya tidak bisa dikembalikan," imbuhnya.

Adanya tujuh warga yang mengembalikan bantuan BLT Kemensos terdampak COVID-19 itu menunjukan amburadulnya sistem pendataan yang dilakukan pemerintah. Muhkhsin pun tak menampik, jika ada sebagian datang yang tidak singkron dengan kondisi di lapangan. Misalnya, warga yang sudah meninggal namun masih terdata sebagai penerima bantuan.

"Ada warga yang sudah meninggal, ada surat panggillannya juga ada. Itu di sini. Tapi dari RT tidak merasa mengajukan, hanya saja nama tetap muncul bahkan ahli waris juga tidak ada, jadi akan saya kembalikan juga ke Kelurahan nantinya," tandasnya.

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah Plt Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mojokerto, Heru Setyadi mengaku belum menerima laporan adanya tujuh orang warga yang mengembalikan bantuan BLT Kemensos. Pihaknya pun akan melakukan kroscek ke tingkat bawah terkait dengan kabar tersebut.

"Untuk yang mengembalikan belum ada laporan yang masuk ke kami, cuma ada laporan dari tingkat bawah dimulai dari RT, RW, dan surviyor sampai kemarin malam Minggu (10/5/2020) ada 526 orang (yang tidak laik menerima), termasuk yang meninggal," kata Heru.

Heru mengaku bakal segera mengambil langkah dengan berkoordinasi ke Kantor Pos di Kota Mojokerto. Pihaknya akan meminta agar penyaluran BLT Kemensos sebesar Rp600 ribu perkeluarga untuk sementara dihentikan. Sembari menunggu hasil pengecekan langsung dilapangan terkait kondisi penerima bantuan.

"Seperti perintah ibu Wali Kota, yang bermasalah harus dipending dulu. Biar tidak ada gesekan di lapangan, kalau diteruskan akan ramai di bawah nantinya," tandas Heru.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2165 seconds (0.1#10.140)