Gubernur Jatim Dorong Santri Miliki Keahlian

Jum'at, 19 Oktober 2018 - 09:15 WIB
Gubernur Jatim Dorong Santri Miliki Keahlian
Gubernur Jatim Soekarwo
A A A
SURABAYA - Gubernur Jatim Soekarwo meminta materi pendidikan Madrasah Diniyah (Madin) harus ditambah. Salah satunya dengan adanya ekstrakulikuler vokasi. Ini bertujuan menciptakan lulusan madin yang memiliki ilmu agama, juga dibekali keahlian. Sehingga ketika lulus bisa langsung bekerja.

Orang nomor satu di Jatim ini menyatakan, siswa madin diberi materi pendidikan vokasi sebanyak dua hari dalam sepekan. Siswa madin akan diberi pilihan ekstrakulikuler sesuai minatnya. Seperti teknologi, kesehatan, tata boga, tata busana, pariwisata, seni rupa, agrobisnis dan agro teknologi, dan perikanan kelautan

”Dengan mengikuti ekstrakulikuler vokasi, para siswa madin akan memperoleh sertifikat dari Badan Standarisasi Nasional (BSN) sebagai tanda memiliki kompetensi disuatu bidang, ” ujar Soekarwo di Gedung Islamic Center, Surabaya, Kamis (18/10/2018).

Gubernur Jatim dua periode ini menjelaskan, Pemprov Jatim juga mendirikan SMK Mini di Pondok Pesantren (Ponpes) sebagai bentuk mengembangkan kualitas SDM. Melalui SMK mini, pihaknya ingin meningkatkan keterampilan para santri. Tujuannya, agar pascamondok mereka tidak kesulitan mencari pekerjaan. Jumlah SMK Mini di Jatim ada sebanyak 264.

”Pemprov Jatim melalui bantuan Bosda (Bantuan Operasional Sekolah Daerah) SMK Mini menargetkan tahun 2018 ini ada 50.000 siswa SMK Mini, dengan bantuan per siswa sebesara Rp500.000,” katanya.

Selain meningkatkan kualitas para siswa madin, Pemprov Jatim juga berupaya meningkatkan kualitas akademik guru madin. Ini dilakukan dengan memberi beasiswa kualifikasi akademik Strata 1 (S1). Para guru madin disekolahkan di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri dan swasta yang ada di Jatim. Pemberian beasiswa bagi guru Madin dimulai pada tahun 2006 hingga 2018.

Secara keseluruhan jumlah guru madin yang diberikan beasiswa sekolah S1 sebanyak 11.922 orang. Saat ini jumlah yang lulus mencapai 7.595 orang. ”Tahun 2019, kami berencana memberi beasiswa kualifikasi akademi strata 2 (S2) kepada guru Madin yang telah menyelesaikan kuliah S1,” tandas Soekarwo.

Tak hanya itu, Pemprov Jatim sejak tahun 2010 memberi Bosda Madin. Tujuannya memberikan bantuan biaya operasional penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan kebutuhan mendasar dan pokok bagi santri. Setiap bulannya diberi bantuan sebesar Rp15.000 bagi santri ula, Rp25.000 bagi santri wustho dan Rp300.000 bagi guru yang mengajar.

”Setiap tahun setidaknya ada 1 juta ula, wustho, dan guru yang diberikan bantuan oleh Pemprov Jatim, ” pungkas Soekarwo.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5887 seconds (0.1#10.140)