Ramai Covid-19, Kota Malang Tidak Melarang Kegiatan Massal

Minggu, 15 Maret 2020 - 13:49 WIB
Ramai Covid-19, Kota Malang Tidak Melarang Kegiatan Massal
Wali Kota Malang, Sutiaji memimpin rapat koordinasi tentang penanganan Covid-19 di Balai Kota Malang, Sabtu (14/3/2020). Foto/Dok.Humas Pemkot Malang
A A A
MALANG - Di tengah ramainya kabar merebaknya virus Corona baru, Covid-19, Kota Malang masih aman dan nyaman untuk kegiatan serta aktivitas sosial yang bersifat massal.

"Jadi Pemkot Malang tidak mengambil pilihan untuk menghentikan even massal (CFD, red) dan yang lainnya. Yang kita (Pemkot Malang) lakukan adalah meluncurkan serta menugaskan petugas dinas Kesehatan dan semua jajaran Puskesmas untuk melakukan sosialisasi serta edukasi tentang convid 19 dan pola hidup bersih sehat di aktifitas aktifitas massa," tegas Wali Kota Malang, Sutiaji.

"Waspada boleh, tapi jangan kita panik berlebihan. Sungguh tidak bisa saya (kita) bayangkan, jika semua daerah mengambil kebijakan untuk melarang kegiatan massal, terlebih melakukan lockdown, maka negara ini bisa lumpuh dan mengalami status quo. Maka Kota Malang, saya tegaskan tidak ambil kebijakan itu, karena Malang aman dan kondusif," imbuh Sutiaji.

Sementara itu Wakil Direktur Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang, Saifullah menginformasikan dari delapan kasus yang dicurigai masuk ke RSSA, tercatat enam sudah ditegaskan negatif, sedangkan dua kasus masih dalam proses menunggu hasil uji laboratorium Litbangkes di Jakarta. "Itu pun tidak ada indikasi awal yang mengarah erat ke Covid-19," ujar Saiful.

Lebih lanjut dia mengatakan, secara mekanisme protokol penanganan sudah berjalan baik, namun yang saat ini justru runyam dan dapat menciptakan keriuhan adalah "virus berita/informasi" yang tersebar liar dan cenderung menciptakan kepanikan.

Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang, Nuhfil Hanani, dan Rektor Universitas Negeri Malang (UM) Rofi'uddin, sama-sama menegaskan kampusnya tidak akan memgambil kebijakan memulangkan mahasiswanya.

Selaras dengan hal tersebut, Suko Wiyono, Rektor Universitas Wisnuwardana, yang juga Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Jatim, menegaskan, ada konstruksi berlebihan yang menyebabkan kepanikan. "Ini berbahaya, dan Kota Malang, tidak boleh terbawa arus itu," ujarnya.

Di penghujung rapat koordinasi, Wali Kota Malang, Sutiaji menekankan, untuk Kota Malang, semua beraktivitas normal. "Kegiatan pendidikan mulai TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi semua berjalan seperti biasa (normal). Aktivitas perkantoran dan usaha, pasar-pasar semuanya normal. Jadi masyarakat tidak perlu resah dan panik. Serta saya pesankan kepada penggiat sosial media atau pun masyarakat untuk tidak membagi informasi yang tidak jelas kepastiannya. Cerna dan ambil informasi yang resmi dari lembaga resmi (pemerintah)," pungkasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5955 seconds (0.1#10.140)