Berdalih Jatim Zero Covid-19, Khofifah Belum Liburkan SMA-SMK

Minggu, 15 Maret 2020 - 15:30 WIB
Berdalih Jatim Zero Covid-19, Khofifah Belum Liburkan SMA-SMK
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa memimpin rapat koordinasi Satgas Corona Jatim di Gedung Negara Grahadi. Foto/SINDOnews/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - Pemerintah daerah (Pemda) Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta, sudah meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah akibat mewabahnya Covid-19.

(Baca juga: Antisipasi Virus Corona, Siswa di Surabaya Belajar di Rumah )

Bahkan, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini memutuskan untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah mulai TK hingga SMP. Keputusan itu diambil untuk mengantisipasi menyebarnya virus corona.

Berbeda dengan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa. Orang nomor satu di Jatim itu menegaskan, tidak akan meliburkan sekolah-sekolah yang ada dibawah naungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim, SMA dan SMK. Khofifah berdalih hingga saat ini, tidak ada satupun warga Jatim yang positif terinfeksi Covid-19.

"Kita belum melihat urgensinya untuk meliburkan. Kalau besok misalnya ini yang akan melakukan UN itu kebetulan SMK, maka SMK akan tetap berjalan besok," kata Khofifah usai rapat koordinasi Satgas Corona Jatim di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (15/3/2020) siang.

Untuk mengantisipasi mewabahnya Covid-19, Pemprov Jatim melalui Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim akan melakukan upaya pencegahan dengan menempatkan hand sanitizer dan juga air yang digunakan untuk mencuci tangan sebelum masuk kelas. Serta, disiapkan pula masker bagi yang sedang batuk maupun pilek dan thermal gun memeriksa suhu tubuh.

"Pastikan bahwa jarak antar bangku itu 1 meter. Nah ini yang nanti malam akan dipastikan kembali bagaimana kesiapan-kesiapan SMK," kata Ketua Umum PP Muslimat NU ini.

(Baca juga: Ramai Covid-19, Kota Malang Tidak Melarang Kegiatan Massal )

Menurut Khofifah, kewaspadaan dengan menggelorakan pola hidup bersih dan sehat harus terus dilakukan. Justru, baginya akan menakutkan bila diliburkan terus, maka siswa tidak mendapat pengawasan dan hidup bebas.

"Besok kita sedang melakukan checking dengan Kepala Dinas Pendidikan pastikan bahwa misalnya kesiapan hand sanitizer dan air yang mengalir untuk memastikan mereka (siswa) cuci tangan," ujarnya.

Ketua DPRD Jatim, Kusnadi mengatakan hal yang sama. Baginya, meliburkan sekolah bukan solusi utama penanganan Covid-19. "Justru dengan sekolah diliburkan, anak-anak sulit dipantau ke mana dan di mana mereka bermain. Jika siswa ada di sekolah, kan sebenarnya dengan sendirinya sudah terisolasi. Sehingga kalau ada hal-hal yang mencurigakan, kita bisa segera mengingatkan," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinkes Jatim Herlin Ferliana menambahkan, saat ini Jatim belum ada yang positif Covid-19. Meski begitu, ada 22 orang dalam pemantauan (ODP) dan 11 orang pasien dalam pengawasan (PDP) di Jatim.

"Mengenai isu ada yang meninggal di Jatim karena corona itu tidak benar. Yang benar adalah meninggal karena Sirosis Hepatitis, TBC dan HIV positif. Ada dua orang, satu di Nganjuk, satunya di Tulungagung. Hasil pemeriksaan laborat, semua negatif bukan Covid-19," terangnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.4540 seconds (0.1#10.140)