Pakar UB: Bahagia dan Berpikir Positif Bisa Tangkal Virus Corona

Minggu, 29 Maret 2020 - 23:04 WIB
Pakar UB: Bahagia dan Berpikir Positif Bisa Tangkal Virus Corona
Pakar Kesehatan Mental Universitas Brawijaya (UB), Sumi Lestari. Foto/Ist.
A A A
MALANG - Penyebaran wabah virus Corona Baru, Covid-19, membuat masyarakat di berbagai belahan dunia cemas. Kabar tentang banyaknya pasien yang sembuh, sering kali tertutup oleh kepanikan yang berlebihan.

Pakar Kesehatan Mental Universitas Brawijaya (UB) Malang, Sumi Lestari mengatakan, untuk mencegah masuknya virus Corona ke dalam tubuh, masyarakat diimbau untuk terus berbahagia, mengkonsumsi makanan gizi seimbang, berolah raga, menjaga kebersihan, dan sering cuci tangan.

Dia menjelaskan ketika dalam diri seseorang bahagia, maka tubuh akan memproduksi interferon-protein yang berfungsi melawan virus dan dapat membentuk imunitas.

"Untuk memunculkan rasa bahagia di tengah situasi seperti saat ini bisa dilakukan dengan bersyukur, kunci bahagia itu akan muncul pada diri ketika kita mampu bersyukur, dengan bersyukur membuat hidup kita akan merasa tenang, nyaman, damai dan bahagia tentunya," katanya.

Rasa syukur yang ada di dalam diri manusia ditambahkannya, ternyata juga mampu meminimalisir emosi negatif seperti cemas, panik, khawatir, takut dan gelisah dan akan menggantinya dengan emosi positif yaitu tentram, nyaman dan damai.

"Dengan bersyukur individu tidak merasa takut dengan cobaan karena yakin akan adanya jalan keluar dari masalah yang dihadapi," tuturnya.

Untuk memunculkan rasa bahagia, setiap manusia juga harus mampu untuk berpikir postif. Karena berpikir positif akan memunculkan energi postif.

Doctor of Clinical Psychology tersebut mengatakan rasa bahagia dalam diri manusia juga bisa disebabkan karena faktor social distancing.

Hal ini juga mengingat bahwa manusia sebagai mahkluk sosial selalu butuh bersosialisai, berinteraksi, dan berkumpul sehingga pembatasan interaksi ini membuat seseorang merasa kesepian, kehilangan dan perubahan mood.

"Bahkan berpengaruh pada hormon oksitosin atau hormon cinta yang berdampak pada tingkah laku, respons emosi juga terlihat dalam membangun ketenangan, kepercayaan, dan stabilitas psikologi dan berperan mengatur ikatan sosial," kata Sumi.

Oleh karena itu, dia juga menyarankan agar masyarakat bijak dalam memilih sumber informasi yang valid, sebab banyak informasi hoaks tersebar dan tidak dapat dikontrol.

"Saya berharap masyarakat tetap waspada dengan melakukan tindakan preventif berupa mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, menjaga imunitas tubuh dengan banyak mengkonsumsi vitamin C atau makanan yg mengandung antioksidan, banyak berdoa dan patuh terhadap himbauan pemerintah untuk tetap stay at home dan work from home selama 14 hari untuk memutus mata rantai Covid-19 ini," katanya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9431 seconds (0.1#10.140)