Terbuka Peluang bagi Juventus Raih Tiket Juara Grup

Rabu, 07 November 2018 - 10:47 WIB
Terbuka Peluang bagi Juventus Raih Tiket Juara Grup
Peluang Juventus Meraih Tiket Juara Grup Terbuka Lebar
A A A
TURIN - Ajang Liga Champions di babak grup semakin memperlihatkan klub mana yang tahu menerapkan strategi dan cerdas memilih pemain.

Nah, Real Madrid menjadi tim terakhir yang bisa mengalahkan Juventus, itu pun di ajang pramusim. Saat itu, pasukan Massimiliano Allegri menyerah dengan skor telak 1-3. Sementara di kompetisi resmi, Napoli menjadi klub terakhir yang menundukkan La Vecchia Signora di pentas Seri A. Pendek kata, Juve adalah tim yang sulit dikalahkan.

Jika dihitung dengan laga uji coba, La Vecchia Signora sudah tak merasakan kekalahan lebih dari 1.260 menit atau 14 pertandingan ber turut-turut. Sementara jika hanya dihitung di kompetisi resmi, berarti sudah 18 pertandingan Cristiano Ronaldo (CR7) dkk tidak mengalami kekalahan.

Juve juga punya catatan bagus di ajang Liga Champions, terutama saat bermain di kandang sendiri. Kekalahan dari Madrid pada 4 April 2018 adalah pertama dalam 27 pertandingan terakhir di kompetisi Eropa.

Dari 27 laga tersebut, Juve mencatatkan 16 kali menang dan 11 kali imbang atau dua kekalahan terakhir dari 34 pertandingan di Juventus Stadium (20 menang, 12 imbang). Tidak berlebihan jika kemudian banyak yang mengatakan Juve menjadi kandidat kuat juara Liga Champions.

Setelah mendapatkan final dalam tiga musim terakhir, tahun ini adalah kesempatan terbaik buat mereka. Apalagi, mereka mendatangkan Ronaldo yang memiliki tuah di Liga Champions.

“Ini akan menjadi malam penting di mana kami dapat lolos ke babak berikutnya (jika menang). Di Manchester, kami memainkan pertandingan hebat. Tapi, kami belum menampilkan permainan seharusnya,” kata gelandang Juve Miralem Pjanic.

Kemenangan atas MU memang bisa membuat Juve lolos dari fase grup. Mereka memenangkan tiga pertandingan dan belum pernah kebobolan. Kemenangan akan membuat mereka memastikan sebagai juara grup.

Sementara imbang, minimal, menempatkan Juve sebagai runner-up. Peluang semakin besar karena sejauh ini mereka memiliki tradisi bagus saat menghadapi tim dari Inggris.

Dalam sembilan pertandingan terakhir melawan tim Inggris, La Vecchia Signora belum tersentuh kekalahan, dengan lima kali menang dan empat kali imbang. Mereka bahkan bisa memenangkan lima dari enam pertandingan terakhir.

Saat mengalahkan The Red Devils di Stadion Old Trafford pada pertemuan pertama melalui gol tunggal Paulo Dybala pada menit ke-17, Juve mendominasi jalannya pertandingan.

Mereka menguasai 61% bola, memiliki 14 kali tembakan, lima di antaranya mengarah ke gawang. “Kami ingin memberi para penggemar kami malam luar biasa. MU memiliki banyak gelar. Dalam pertandingan seperti ini, semua lini akan memiliki pengaruh pada hasil. Pasti ini akan menjadi pertandingan menarik,” tandas Pjanic.

Meski diunggulkan, MU bukan tanpa pe luang. Setidaknya, The Red Devils memiliki catatan bagus bermain di Italia, termasuk menghadapi Juve. Mereka menjadi tim terakhir asal Inggris yang bisa membuat tim La Vecchia Signora menelan kekalahan.

Meski tidak akan diperkuat Romelu Lukaku, MU tetap bisa menghadirkan ancaman. Dua laga terakhir, mereka berhasil mencatatkan kemenangan di kompetisi domestik.
Termasuk kemenangan yang ditentukan lewat gol pada menit ke-90 yang diciptakan Marcus Rashford saat menghadapi AFC Bournemouth. Gelandang Juve Nemanja Matic memastikan jika kondisi ruang ganti MU tidak ada masalah.

Gelandang asal Serbia itu menjelaskan jika seluruh pemain berada di belakang Jose Mourinho. Dia mengakui memang ada tekanan kepada pemain dan pelatih. Hanya, menurut dia, tekanan itu wajar karena MU adalah tim dengan reputasi banyak gelar dan Mourinho selalu diukur dari kemenangan dalam setiap pertandingan.

“Kami semua bersatu. Menang dan kalah bersama-sama. Ti dak benar apa yang ditulis media. Kami bekerja keras dan kami akan terus seperti ini,” ujar Matic. Bek MU Chris Smalling mengatakan jika timnya kini memiliki mental untuk bangkit dan tidak pernah membiarkan lawan menang mudah.

Sebuah motivasi yang pernah diperlihatkan saat tim masih ditukangi Alex Ferguson. Seperti melawan Bournemouth. Menurut dia, tidak peduli seberapa buruk babak pertama, karena di babak kedua semua percaya bisa menang.

Semangat tersebut memunculkan perasaan hebat dan membuat pemain merasa lebih dekat. “Kami tahu memasuki pekan yang sangat sulit. Tapi, kami bisa keluar dengan beberapa hasil bagus dan itu bisa dilihat sebagai bulan baik mengingat (Oktober) mungkin adalah salah satu bulan terberat kami,” ujar Smalling.
(don)
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2782 seconds (0.1#10.140)