1 Juta Warga Muslim Israel Terancam Tidak Bisa Berhaji

Rabu, 07 November 2018 - 14:15 WIB
1 Juta Warga Muslim Israel Terancam Tidak Bisa Berhaji
Pemerintah Arab Saudi mengubah aturan terkait paspor yang membuat 1 juta warga Muslim Israel terancam tidak bisa berhaji. Foto/SINDOnews/Dok.
A A A
TEL AVIV - Rencana ibadah haji bagi 1 juta warga Muslim Israel terancam gagal karena tidak bisa masuk Arab Saudi. Ini setelah Pemerintah Arab Saudi mengubah aturan terkait paspor.

Aturan baru tersebut membuat cara yang biasa digunakan warga Israel untuk melakukan haji tidak lagi bisa digunakan.Penyelenggaraan ibadah haji, salah satu dari lima rukun Islam di negara asal jamaah diorganisir oleh komite haji setempat. Israel dan Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik dan warga negara Israel dilarang untuk memasuki Arab Saudi. Karena itulah selama ini Muslim yang memiliki kewarganegaraan Israel melakukan haji dengan memanfaatkan celah yang ada.

Sejak 1978, sesuai dengan keputusan Raja Hussein dari Yordania, Muslim Israel yang ingin berhaji ke Makkah dapat terlebih dahulu pergi ke Yordania, di mana mereka akan diberikan paspor sementara Yordania yang memungkinkan mereka masuk dan meninggalkan Arab Saudi.

Namun, Haaretz melaporkan Riyadh telah mengubah aturan tersebut. Anggota komite haji dan umrah mengetahui bahwa pimpinan mereka telah dilarang memasuki Arab Saudi, bahkan dengan paspor sementara Yordania, untuk merencanakan ziarah umrah pada Desember.

Kepada Haaretz, Pimpinan Komite Haji dan Umrah Israel, Haji Salim Shalata yang menjalin kontak dengan Kementerian Awqaf Hubungan Islam dan Tempat Suci Yordania mengatakan bahwa otoritas Arab Saudi tidak lagi mengakui paspor sementara Yordania. Siapa pun yang ingin masuk ke Arab Saudi harus memiliki paspor resmi yang berarti secara efektif menghalangi warga Muslim Israel, yang jumlahnya sekira 17 persen dari populasi, untuk melakukan haji.

Shalata mengatakan bahwa selama 40 tahun pengaturan itu berjalan tanpa hambatan, dan bahwa di ribuan peziarah Muslim dari Israel melakukan perjalanan setiap tahun.

"Kami tidak memiliki penjelasan atas apa yang terjadi, jadi kami berharap kepada setiap kemungkinan bantuan, tetapi dengan sangat menyesal, ziarah yang seharusnya dilakukan pada Desember, yang mana ribuan orang telah mendaftar, tidak dapat digelar," kata Shalata sebagaimana dilansir Haaretz, Rabu (7/11/2018).

Komite Haji dan Umrah Israel dilaporkan telah meminta pimpinan Komite Monitor Arab di Israel untuk mengajukan kasus ini kepada otoritas Yordania dan berusaha menekan Saudi untuk membatalkan keputusannya terkait paspor tersebut. Kementerian Awqaf Hubungan Islam dan Tempat Suci Yordania akan membahas isu ini dengan kementerian Saudi, tetapi sejauh ini belum ada solusi yang didapat.

"Kami sangat berharap bahwa warga Muslim Israel tidak akan menjadi sandera sebagai akibat dari masalah diplomatik dan bahwa semua pihak dapat menemukan solusi yang akan mengembalikan semuanya ke jalur yang benar," kata salah seorang anggota komite.

Keputusan Saudi juga mempengaruhi puluhan ribu warga Palestina di Yerusalem Timur, Tepi Barat dan Jalur Gaza yang memegang paspor sementara Yordania, meskipun mereka dapat menyelesaikan masalah ini dengan mendapatkan paspor Palestina atau dokumen perjalanan.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1904 seconds (0.1#10.140)