Reinkarnasi Industri Kreatif Tanggulangin Menembus Pasar Milenial

Rabu, 07 November 2018 - 14:25 WIB
Reinkarnasi Industri Kreatif Tanggulangin Menembus Pasar Milenial
Para pengrajin kulit di Tanggulangin menunjukan beberapa produk jadi yang siap menebar pasar domestik dan internasional.Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SIDOARJO - Era kejayaan Tanggulangin belum sirna. Hantaman bencana lumpur panas Lapindo yang terjadi sejak 2006 silam sempat membuatnya redup.

Kini, gerakan berjamaah yang dilakukan berbagai pihak kembali mengangkat pamor sentra kulit terbesar di Indonesia itu. Elis Sukma, salah satu pengrajin dompet kulit di Tanggulangin terus menebarkan senyum ketika menunjukan jenis dompet yang menjadi buruan para pecinta kulit. Ia tak segan memberikan beberapa rekomendasi dompet yang bisa dipakai dan tahan lama karena kualitas kulit yang dipakai.

Perjalanan waktu membawanya jauh melintasi perubahan zaman dalam menjual produk kulit di Tanggulangin. Di era milenial ini, ia semakin yakin penjualan meroket dengan banyaknya akses informasi lewat internet dan pangsa pasar baru para generasi milenial yang gandrung terhadap kulit.

Semburan lumpur panas yang terjadi 12 tahun silam di Sidoarjo memang menyisahkan banyak duka terhadap sendi prekonomian warga. Ia memilih untuk bangkit dan tak mau larut dalam kesedihan. Spirit yang sama digelorakan para Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo yang mengalami beberapa hambatan dalam tahun-tahun kelam.

Kini, ia dan teman-temannya sesama pengrajin tak sendirian untuk bisa bangkit dari keterpurukan. Kementerian Perindustrian sepakat menjalin kerjasama revitalisasi industri kreatif Tanggulangin yang bisa menambah jalan nafas para pengrajin. “Kami senang banyak yang membantu untuk bisa bangkit kembali,” ujarnya, Rabu (7/11/2018).

Tak hanya menarik minat para wisatawan, para pengrajin kulit juga dibantu untuk mengurus merek, branding produk sampai merajut pemasaran di level nasional dan internasional. Kerja bersama ini memberikan optimisme untuk bisa bangkit dari keterpurukan yang sudah terjadi belasan tahun di Tanggulangin.

Jalan kerja berjamaah pun diwujudkan. Selain Kementrian Perindustrian, Pemkab Sidoarjo juga didukung Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Mereka sepakat menjalin kerjasama revitalisasi industri kreatif Tanggulangin untuk membantu banyak IKM bangkit dan menatap peluang di masa depan.

Pasar Kreatif Tanggulangin sendiri bagian dari progam Kementerian Perindustrian untuk revitalisasi industri di Kecamatan Tanggulangin yang sudah dimulai sejak 2017. Hal tersebut juga merupakan kegiatan terpadu yang melibatkan semua potensi ekonomi, termasuk sentra-sentra kerajinan yang menjadi basis ekonomi kerakyatan. Dengan demikian dapat diharapkan peningkatan merek dari sentra-sentra IKM di Kecamatan Tanggulangin tersebut menjadi meningkat.

Rektor ITS Prof Joni Hermana menuturkan, yang menjadi tantangan semua pihak saat ini di Sidoarjo bukan hanya masalah lumpur Lapindo. Sebab, dalam skala global ada sistem otomasi, robotika, dan ilmu teknologi. Salah satunya adalah hampir pada semua sistem perdagangan konvensional yang ada saat ini sedang mendapati sebuah ancaman.

“Seperti tantangan besar yang dihadapi oleh hampir semua mal-mal besar untuk mempertahankan usahanya, karena sekarang banyak orang yang suka memilih belanja online daripada harus jauh-jauh pergi ke mal,” ujar Joni.

Kondisi itu menjadi daya tarik tersendiri bagi ITS dalam melakukan kerja sama dengan Pemkab Sidoarjo. Dengan begitu, diharapkan terciptanya usaha-usaha kreatif baru bagi masyarakat di Tanggulangin.

Saat ini, katanya, produk-produk kreatif asal Sidoarjo sudah mencapai cakupan pasar yang sangat luas, bahkan sampai ke Amerika Serikat. Namun, mereka masih memiliki kendala berupa merek yang digunakan belum menggunakan merek sendiri.

ITS juga berpikir, Tanggulangin memiliki potensi yang sangat besar untuk masuk ke pasar internasional. Namun yang menjadi hambatannya sekarang adalah adanya bencana Lumpur dan perubahan dalam berperilaku yang membuat seolah-olah kejayaan dari Tanggulangin sudah berlalu.

Bupati Sidoarjo Saiful Ilah pun yakin Tanggulangin akan berjala kembali. Revitalisasi yang dilakukan bisa membuat pamor IKM Tanggulangin melesat. Efek domino lainnya tentu bertambahnya jumlah kunjungan wisatawan.

Abah Ipul, panggilan akrabnya mengatakan, sejarah panjang kebangkitan ekonomi di Tanggulangin sudah terjadi sejak puluhan tahun silam. Bahkan, sejak 1939 mereka sudah mengawali dengan banyaknya perajin yang memproduksi tas dan koper kulit.

“Industri dari para pengrajin itu terus terus berkembang. Pada 1976 sendiri mulai didirikan Koperasi Intako yang mewadahi pelaku IKM tas dan Koper di Tanggulangin ini,” jelasnya.

Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, ada optimisme tinggi program revitalisasi di Tanggulangin bisa memacu produktivitas dan daya saing dari para perajin. Para IKM yang mayoritas memproduksi barang jadi dari kulit itu sudah dikenal cukup lama.

“Revitalisasi ini juga dapat memberikan daya tarik bagi para wisatawan yang mau berkunjung,” jelasnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6705 seconds (0.1#10.140)