Maknai Semangat Kepahlawanan dengan Bertarung di Pasar Global

Sabtu, 10 November 2018 - 13:24 WIB
Maknai Semangat Kepahlawanan dengan Bertarung di Pasar Global
Gubernur Jatim Soekarwo menilai peringatan Hari Pahlawan bukan semata sebuah acara, namun harus sarat makna. Foto/SINDOnews/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - Gubernur Jatim Soekarwo memaknai semangat kepahlawanan dengan bertarung di pasar global. Bertarung di sini artinya, Jatim atau Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi ikut andil dan berkompetisi dalam pasar internasional.

“Yang membuat semangat itu adanya tantangan karena banyak negara yang membuat tantangan. Jangan sampai kita menjadi pasar terhadap produk-produk luar negeri. Jadi kalau mau maju, tantangan kita yakni mengembangkan produksi yang kita punyai dan bertarung dalam pasar internasional,” ujar Soekarwo usai menjadi Inspektur Upacara (Irup) Peringatan Hari Pahlawan Provinsi Jatim Tahun 2018 di Halaman Tugu Pahlawan Surabaya, Sabtu (10/11/2018) pagi.

Orang nomor satu di Jatim ini menjelaskan, untuk mampu bertarung dalam pasar internasional, negara dan pemerintah harus memberikan kemampuan dan dorongan agar bisa bertarung atau berkompetisi lebih baik. Salah satu yang bisa dilakukan pemerintah yakni meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia (SDM).

“Sedangkan basis yang digunakan untuk memperkuat pertarungan di pasar internasional yakni dengan memperkuat persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia,” terangnya.

Menurutnya, peringatan Hari Pahlawan bukan semata sebuah acara, namun harus sarat makna. Bukan hanya sebagai prosesi, namun substansi setiap peringatan Hari Pahlawan harus dapat menggali dan memunculkan semangat baru dalam implementasi nilai-nilai kepahlawanan dalam kehidupan sehari-hari.

“Rangkaian kegiatan peringatan Hari Pahlawan harus menjadi energi dan semangat baru mewarisi nilai kejuangan dan patriotisme dalam membangun bangsa Indonesia,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Jatim, Nina Soekarwo mengatakan, peringatan Hari Pahlawan dimaknai sebagai semangat memberdayakan (empowering) bagi kaum perempuan khususnya di bidang ekonomi. Sehingga dengan menggerakkan kaum perempuan maka bisa ikut menyejahterakan keluarga.

“Ini perjuangan perempuan untuk mengangkat ekonomi. Jadi pemberdayaan perempuan itu sudah dilakukan dengan memberikan modal yang bisa menumbuhkan kaum perempuan untuk berkembang dengan home industry atau UMKM,” jelasnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.2020 seconds (0.1#10.140)