15 Destinasi Dunia Ini Rusak karena Overtourism

Minggu, 17 Mei 2020 - 10:45 WIB
loading...
15 Destinasi Dunia Ini Rusak karena Overtourism
Kehadiran pariwisata ternyata memiliki dilema. Di satu sisi sektor ini menghasilkan devisa, di sisi lain keberadaan turis juga berdampak negatif pada lingkungan sekitar. Ilustrasi/SINDOnews/Titus Jefika Heri Hendarmawan
A A A
Keberadaan destinasi wisata akan memunculkan dilema. Di satu sisi sektor ini menghasilkan devisa, di sisi lain keberadaan turis juga berdampak negatif pada lingkungan sekitar. Fakta membuktikan, banyak destinasi wisata rusak karena ulah wisatawan.

Imbasnya penduduk setempat sering frustrasi dengan perilaku buruk para pelancong. Berikut tempat wisata di dunia yang rusak akibat ulah wisatawan atau biasa disebut fenomena overtourism.

1. Kyoto, Jepang
15 Destinasi Dunia Ini Rusak karena Overtourism


Dengan meningkatnya pariwisata di Jepang, kota-kota kecil, seperti Kyoto, telah terpukul. Kyoto dengan cepat menjadi terkenal karena jalan-jalannya yang kecil dan unik serta kedai tehnya yang nyaman. Itu juga dikenal sebagai tempat yang sempurna untuk melihat geisha dan muridnya.

Akibatnya, turis berbondong-bondong ke kota untuk mengambil gambar, menyerang properti pribadi, dan mengganggu geisha. Beberapa turis bahkan pergi untuk mengejar geisha dan mengenakan kimono mereka. Sebuah kelompok penduduk setempat di kota itu memilih mendenda turis USD92 jika mereka mengambil foto milik pribadi atau geisha tanpa izin.

2. Hallstatt, Austria
15 Destinasi Dunia Ini Rusak karena Overtourism


Terletak di Pegunungan Alpen Austria, Hallstatt adalah desa yang hanya dihuni sekitar 800 orang. Setiap tahun 1 juta wisatawan berduyun-duyun ke kota kuno ini. Terlebih kota kecil ini menjadi inspirasi di film "Frozen". Pemerintah Hallstatt mengatakan akan mengurangi jumlah bus wisata yang datang ke desa untuk mengurangi ekses negatif akibat berkembangnya pariwisata.

3. Hanoi's "train street", Vietnam
15 Destinasi Dunia Ini Rusak karena Overtourism


Sebuah jalan di Hanoi, Vietnam, telah menjadi populer di kalangan wisatawan dalam beberapa tahun terakhir sebagai lokasi selfie yang Instagramable. Jalan yang terkenal - dijuluki "jalan kereta" - memiliki jalur kereta api tunggal, di mana kanan kiri rel menjamur toko dan kafe.

Pada Oktober 2019, sebuah kereta harus berhenti darurat karena terlalu banyak turis yang berada di rel dan tidak mau bergerak. Akibatnya, pemerintah Kota Hanoi memaksa bisnis lokal tutup pada 12 Oktober.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1369 seconds (0.1#10.140)