Sumur Tercemar Limbah, Warga Persoalkan Uji Kualitas Air

Kamis, 15 November 2018 - 22:10 WIB
Sumur Tercemar Limbah, Warga Persoalkan Uji Kualitas Air
Air sumur salah satu warga di Desa Berat Wetan, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto berubah warna menjadi merah kecoklatan. Mereka menilai, itu diakibatkan pencemaran. Foto/SINDONews/Tritus Julan
A A A
MOJOKERTO - Warga Desa Berat Wetan, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto, Firman Efendi, menyoal metode pengambilan sampel air sumur tercemar untuk uji kualitas air.

Pengambilan sampel air tersebut, dilakukan oleh petugas dari PT Energi Agro Nusantara (Enero). Petugas dari PT Enero mengambil sampel air sumur milik Firman, untuk mengetahui penyebab pencemaran.

Beberapa hari lalu, Firman Efendi sempat menangkap tiga truk tangki pengangkut limbah cair di lahan tanaman padi, yang tak jauh dari rumahnya.

Dari ketiga sopir truk ini, diketahui jika limbah cair ini dikeluarkan dari PT Enero, perusahaan di bawah naungan PTPN X. Penangkapan itu, tak luput dari dugaan jika pencemaran sumur rumahnya diakibatkan limbah cair yang berbau menyengat tersebut

Pasca kejadian penangkapan tiga truk tangki ini, petugas dari PT Enero mengecek sumur milik Firman yang warnanya berubah menjadi merah kecoklatan terang.

Petugas, kata Firman, sempat mengambil sampel air tersebut untuk mengetahui kandungan di dalamnya. Termasuk apakah perubahan warna air ini diakibatkan limbah cair yang disebut PT Enero sebagai pupuk hayati tersebut.

Firman mengatakan, jika memang pihak perusahaan serius ingin mengetahui kandungan air di dalam sumurnya, seharusnya pengambilan sampel tak hanya dilakukan oleh petugas dari perusahaan. Karena menurutnya, ada potensi jika sampel air ini akan diganti.

"Harusnya mereka bersama petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) agar fair," ungkap Firman, Kamis (15/11/2018).

Seharusnya sampel air ini disegel dan dikirim ke laboraturium yang independen. Dengan begitu, hasil uji lab akan bisa dipertanggungjawabkan.

"Saya juga tidak tahu, sampel air itu mau diapakan dan dikemanakan. Saya hanya minta agar aktivitas pembuangan limbah cair jangan dilakukan di wilayah kami," tegasnya.

Sementara tudingan warga jika PT Energi Agro Nusantara membuang limbah cair ke lahan tebu milik petani, dibantah oleh pihak perusahaan. Mereka menyebut jika itu adalah bukan limbah pabrik, melainkan pupuk hayati.

Humas PT PT Energi Agro Nusantara, Ariel Hidayat mengatakan, pihaknya tak pernah mengeluarkan limbah cair. Benda cair yang selama dikeluarkan oleh perusahaan adalah produk legal berupa pupuk hayati yang telah memiliki izin edar dari Kementerian Pertanian.

"Pupuk hayati yang kami edarkan itu namanya Enero," terang Ariel, dikonfirmasi sindonews.com melalui sambungan telepon.

Ia juga menampik jika selama ini memberikan pupuk hayati itu kepada warga. Menurutnya, aplikasi pupuk hayati hanya akan dilakukan sesuai permintaan petani melalui kelompok tani.

"Jadi, petani yang meminta. Atas permintaan petani itu lalu kami terbitkan dokumen purchase order. Kalau di Desa Gembongan, itu (permintaan) melalui kelompok tani," tandasnya.

Permintaan pupuk hayati oleh petani itu, lanjut Ariel, juga atas persetujuan PG Gempolrep. Setelah itu, pihaknya akan mengaplikasikan pupuk hayati ke lahan-lahan yang sudah ditunjuk dengan pengawasan dari pihak perusahaan.

Meski begitu, saat pembuangan pupuk hayati di Desa Gembongan, tak terlihat satupun petugas dari PT Energi Agro Nusantara. "Karena yang minta petani, maka petani sendiri yang mengawasi," tegasnya.

Soal tudingan warga jika limbah cair yang dibuang di lahan tebu adalah milik PT Energi Agro Nusantara, Ariel tak bisa memastikan. Menurutnya, ia masih perlu melakukan pengecekan di lapangan terkait kendaraan angkutnya.

"Itu lewat koperasi. Apakah benar nopol truk tersebut (yang membuang limbah cair) dari koperasi. Nanti kita cek," paparnya.

Sementara soal adanya pencemaran air sumur warga, Ariel juga tak bisa memastikan itu diakibatkan oleh pupuk hayati. Karena menurutnya, bisa saja kasus ini terjadi lantaran adanya saluran air.

"Kalau ke lahan, pastinya kami akan cek dulu kok bisa (tercemar) ke sumur warga. Berarti ada saluran ke sana," tandasnya.

Sementara diketahui, warga Desa Berat Wetan menuding limbah cair milik PT Energi Agro Nusantara menjadi pemicu pencemaran sumur warga. Limbah cair dibuang melalui truk tangki ke lahan pertanian yang ditanami tebu sejak beberapa waktu lalu.

Warga sempat menangkap tiga sopir truk yang sedang, dan hendak membuang limbah cair ke lahan tebu. Ketiga sopir tersebut tak bisa menunjukkan dokumen resmi, dan mengaku jika limbah ini berasal dari PT Energi Agro Nusantara.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.2956 seconds (0.1#10.140)