JAPFA dan Filantropi Indonesia Luncurkan Klaster Ketahanan Pangan

Senin, 19 November 2018 - 22:34 WIB
JAPFA dan Filantropi Indonesia Luncurkan Klaster Ketahanan Pangan
Peluncuran klaster ketahanan pangan dan gizi oleh Co-Chair Filantropi Indonesia, Erna witoelar, disaksikan Head of JAPFA Foundation, Andi Prasetyo. Foto/Ist.
A A A
JAKARTA - Stunting bukan hanya masalah makanan saja yang menjadi penyebabnya. Namun, juga tingkat pengetahuan seorang ibu tentang makanan yang sehat dan bergizi.

Pentingnya pemahaman ibu tentang makanan yang sehat dan bergizi, terkait dengan stunting tersebut, ditegaskan Direktur Kesehatan Gizi dan Masyarakat, Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Pungkas Bahjuri Ali.

Pungkas hadir dalam diskusi bertemakan “Penguatan Sektor Pangan dan Gizi Berbasis Investasi Sosial di Era SDGs, Mungkinkah”, di Kakatua Room JCC Senayan, Sabtu (17/11/2018).

Sementara Health and Nutrition Specialist Wahana Visi Indonesia, dr. Rachmat Willy Sitompul menyebutkan, persoalan stunting lebih fokus pada perilaku orang tua dan pengasuh apakah sudah melaksanakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).

"Komposisi aksi dari PHBS ini, adalah dari orang tua dan pengasuh harus mulai berperilaku bersih dan sehat (30 persen). Dan 70 persen, fokus pada Ibu dan Bayi dalam kandungan. Ini sangat berperan dalam membentuk budaya PHBS dalam keluarga," ungkapnya.

Menurut Head of JAPFA Foundation, Andi Prasetyo, permasalahan gizi yang terjadi di Indonesia, telah mencapai pada titik yang memprihatinkan, tercatat sepertiga dari jumlah balita di Indonesia, menderita kekurangan gizi.

Kondisi ini menyebabkan perkembangan otak dan fisik terhambat, rentan terhadap penyakit, sulit berprestasi. Dan saat dewasa mudah menderita obesitas, sehingga berisiko terkena penyakit jantung, diabetes, dan penyakit tidak menular lainnya.

Berawal dari permasalahan tersebut, kata Andi, JAPFA Foundation bersama Filantropi Indonesia menginisiasi adanya sebuah program yang direncanakan dan segera diimplementasikan mengenai pencegahan serta penanganan Gizi di Indonesia.

"Klaster yang dilaunching ini diharapkan mampu menghasilkan solusi-solusi kreatif mengenai pengentasan dan pencegahan masalah gizi di Indonesia," ujarnya.

Sedangkan diskusi yang digelar tersebut, tambah Andi, fokus pada pembahasan tentang penguatan sektor pangan dan gizi berbasis investasi sosial di era SDGs, dengan melibatkan para pakar dari berbagai sektor.

Selain itu, diskusi bertujuan membahas tentang mekanisme serta instrumen yang dapat menjadi katalisator terealisasinya ketahanan pangan di Indonesia.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4071 seconds (0.1#10.140)