GAK Masih Erupsi, Semburan Abunya Mencapai Kota Kalianda

Selasa, 20 November 2018 - 11:01 WIB
GAK Masih Erupsi, Semburan Abunya Mencapai Kota Kalianda
Gunung Anak Krakatau (GAK) masih terus erupsi, hingga menghebohkan warga sekitar Rajabasa, Kalianda, dan Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
LAMPUNG SELATAN - Aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau (GAK) menghebohkan warga sekitar Rajabasa, Kalianda, dan Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan.

Sebab, semburan abu vulkanik gunung yang berada di Selat Sunda itu menyebar hingga sejumlah kecamatan, bahkan hingga Kecamatan Sidomulyo.

Paparan debu vulkanik GAK sempat mengarah ke wilayah Kalianda, Lampung Selatan, akibat pengaruh arah angin yang bertiup ke barat. Beberapa warga merasakan mata jadi pedih, saat berada di luar ruangan.

Meski demikian arah angin yang berubah-ubah, membuat debu vulkanik kembali mengarah ke selatan ke Samudera Hindia, serta wilayah Banten.

Kepala Pos Pantau GAK, Andi Suardi mengatakan, aktivitas GAK sangat fluktuatif. Terkadang kolom abu disertai material debu vulkanik bergerak ke arah timur, barat, utara, dan selatan, bergantung pada arah angin.

Saat erupsi seperti sekarang ini, debu vulkanik rutin keluar dari kepundan GAK, namun ketinggian kolom abu selalu berbeda-beda setiap harinya. sementara arah angin mempengaruhi jatuhnya debu yang dilontarkan dari GAK.

"Tercatat, jika debu bisa mencapai Rajabasa, Kalianda, hingga Sidomulyo, dipastikan ketinggian kolom abu mencapai 600 meter. Sementara kecepatan angin di perairan mencapai 10 hingga 15 knot mengarah ke Barat," katanya, Selasa (20/11/2018).

Secara visual pada malam hari baik secara langsung maupun melalui CCTV teramati sinar api aliran lava pijar ke arah selatan dan lontaran lava pijar ke segala arah. aktivitas kegempaan, didominasi tremor menerus (microtremor) dan terekam dengan amplitudo 20-58 mm dominan 56 mm.

Pada kondisi normal, letusan GAK memiliki ketinggian kolom hanya 300 meter, dan debu vulkanik lebih banyak jatuh ke laut.

Fenomena erupsi GAK yang aktif setiap hari, tidak menimbulkan kepanikan. Paparan debu vulkanik, tidak membuat warga resah. Mengantisipasi paparan debu saat berada di luar ruangan, masyarakat diminta menggunakan pengaman berupa kaca mata dan masker.

Sementara masyarakat nelayan di sekitar Selat Sunda, diminta untuk menyesuaikan arah angin. Saat angin mengarah ke timur, nelayan diminta mencari arah berlawanan sesuai data dari Volcanik Activity Report (VAR).

Tingkat aktivitas GAK berada pada level II atau waspada, masyarakat serta wisatawan direkomendasikan tidak mendekat kawah dalam radius 2 kilometer dari kawah.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6442 seconds (0.1#10.140)