Kumpulan 'Lebah' Membuka Pandora Surabaya

Rabu, 21 November 2018 - 11:30 WIB
Kumpulan Lebah Membuka Pandora Surabaya
Kumpulan 'Lebah' Membuka Pandora Surabaya
A A A
SURABAYA - Perjalanan pelaku startup di Surabaya seperti kumpulan lebah yang mencari ceruk madu. Mereka menjadi motor perekonomian yang terus mencari celah.

Mereka juga menemukan ruang peluang, menyerap banyak tenaga kerja baru dan membawa optimisme di era digital yang membutuhkan banyak percepatan.

Lupakan wajah pesimis di tengah kerumunan ribuan anak-anak muda yang memadati Convention Hall Grand City Surabaya di ajang Startup Nation Summit (SNS). Mereka bukan pencari kerja, tapi para pembuat lapangan pekerjaan. Dari kepala mereka, ide-ide “gila” pun bermunculan. Mengeruk banyak madu yang bisa dibagi pada banyak orang.

Layaknya pebisnis ulung, mereka menawarkan berbagai produk yang dikirim ke berbagai penjuru dunia. Memudahkan kehidupan dengan layanan yang mereka berikan. Kehidupan seperti dalam genggaman, mereka mengendalikan lini bisnis yang memangsa banyak kompetitor dari berbagai negara.

Dalurianto (36), masih duduk di pojok ketika sebuah notifikasi masuk ke ponselnya yang memberikan banyak pemberitahuan. Pengiriman telur ayam berhasil diterima dengan baik oleh swalayan yang ada di Surabaya, Malang, Bali, Banyuwangi sampai Makassar. Jarinya masih cekatan memeriksa satu per satu laporan yang masuk pagi ini.

Senyumnya kembali mengembang ketika dua pesanan baru masuk secara bersamaan. Segera ia tangkas untuk menekan berbagai tombol di ponselnya untuk menyegerakan pengiriman. “Saya senang. Apalagi para peternak di desa-desa yang jadi mitra binaan kami juga ikut senang,” ujar Dalur, Rabu (21/11/2018).

Ia sudah dua tahun ini memiliki startup di bidang peternakan. Bidang pekerjaan yang menjadi kesukaannya ketika melihat banyaknya para peternak gulung tikar karena siklus harga ayam dan telur yang fluktuatif. Hatinya tergerak untuk ikut membantu mengembangkan.

Pekerjaannya sebagai pegawai di percetakan buku pun ditinggal. Secara otodidak, ia mempelajari berbagai cara dan aturan baku dalam startup. Beberapa kali pun ia datang ke Koridor, tempat berkumpulnya para pelaku startup yang ada di Kota Pahlawan.
“Awalnya seperti terlihat susah. Tapi setelah ditekuni semua bisa berjalan dengan baik,” ucapnya.

Kini, ia mengaku sudah memutar dana Rp9 miliar tiap bulan. Perputaran bisnis di bidang peternakan yang bagi sebagian orang kurang menjanjikan. Namun, lewat pengembangan startup, ia bisa memberikan bukti tajinya bidang usaha generasi milenial ini yang bisa membantu banyak orang.

“Selain peternak yang diuntungkan, saya juga melibatkan banyak orang untuk mengelola startup ini,” jelasnya.
Kumpulan 'Lebah' Membuka Pandora Surabaya


Dalur merupakan satu diantara ribuan anak muda di Surabaya yang mengelola startup. Mencoba jalan mandiri dengan zaman yang telah berubah. Era digital yang cepat dengan jahitan kolaborasi antar lini yang mengantarkan pada kesuksesan. Mereka adalah bagian penting dari pondasi perekonomian saat ini. Menjadi lebah kota yang terus mengumpulkan banyak madu untuk bisa dinikmati banyak orang.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memahami perubahan peradaban membawa laju pertumbuhan kota dengan cepat. Era di mana anak-anak muda tak hanya menjadi pelengkap, tapi juga pengatur denyut perekonomian kota. Cara kerja yang cepat pun harus disediakan di kota maju untuk memberiakan ruang bagi pelaku startup.

Beberapa tahun yang lalu, ia melihat banyak sekali anak-anak muda yang lebih condong untuk menjadi pekerja, bukan pencipta lapangan kerja. Perubahan itu pun kini terjadi dengan cepat.

Melalui SNS ini, ia berkomitmen untuk mengubah mindset masyarakat agar mau menjadi seorang wirausaha. Khususnya anak-anak muda yang memiliki potensi dan bakat di bidangnya masing-masing. mereka kini menjadi lokomotif yang bisa mengerakan banyak sektor perekonomian.

“Masyarakat kita harus tahu bahwa dunia sudah berubah. Namun, semua harus dibuka pandoranya melalui SNS ini,” ujar Risma.

Surabaya, katanya, memang sudah menjadi smart city. Pihaknya pun ingin mendorong masyarakatnya dengan berbagai program dan kebijakan agar mau mengubah pola pikir menjadi wirausaha yang militan. Mereka saling bergandengan tangan untuk bisa menapaki perubahan itu.

“Ada keterkaitan. Kita yang maju dengan cara kerja modern yang dilakukan anak-anak muda saat ini. Mereka pun harus dibangunkan untuk membuat startup yang mengubah banyak hidupnya,” ucapnya.

Perjalanan kota digital pun tak bisa dilepaskan dari determinasi anak muda yang menelorkan banyak ide dan gagasannya. Mereka menerobos perjalanan waktu yang membawanya dalam dunia baru yang bisa memberikan manfaat bagi banyak orang.

“Biarkan anak-anak muda itu berkumpul untuk berpikir. Mereka akan produktif dengan kebiasaan membuat startup, biarkan mengalir,” jelasnya.

Ketua Startup NOVA Liverpool Prof Paul Morrissey menuturkan, di tempatnya tinggal dulu sama seperti di Surabaya saat ini. Awalnya, Ia mengajak anak-anak untuk menerapkan beberapa program dalam membangun sebuah kota di Liverpool. Sebab, kerjasama ini penting dilakukan karena semua warga harus saling berkolaboasi.

“Kami semua harus berkolaborasi satu sama lain untuk mendukung dan membangun suatu negara. Ketika menjadi kebiasaan, maka mereka akan menemukan ritmenya,” kata Paul.

Terkait startup, Paul mengingatkan kepada anak-anak muda agar tidak terlalu fokus dalam hal inovasi, melainkan harus memahami produk yang sedang dibutuhkan masyarakat sehingga laku di pasaran. “Mereka tentu harus bisa jeli melihat apa yang sedang dibutuhkan masyarakat saat ini, ini menjadi salah satu kuncinya kalau mau terus sukses,” kata Paul.

Presiden Global Enterpreneurship Network (GEN) Global, Jonathan Ortman menuturkan, ajang SNS yang digelar di Surabaya menjadi pondasi yang kuat untuk merebut pasar global di dunia digital. Surabaya pun diprediksi mampu menjadi salah satu kota enterpreneur di Asia yang cukup kompetitif.

Ia menjelaskan, pihaknya juga meluncurkan GEN Indonesia yang menjadi bagian dari GEN Global. Secara aktif pihaknya akan membantu melihat bagaimana perkembangan ekonomi dan sistem yang relevan di Indonesia.

GEN Indonesia, katanya, akan membangun sebuah jaringan yang lebih baik. Mereka akan membantu mendorong lebih banyak enterpreneur muda di Indonesia. Bahkan, pihaknya juga akan membantu memberikan mentoring atau pelatihan-pelatihan pengembangan usaha kepada perusahaan.

“Hal ini akan menjadi basis yang sangat penting untuk pengembangan kewirausahaan. Kita bisa bekerjasama dengan entrepreneur yang sudah ada, untuk meningkatkan program-program yang sudah dilakukan,” imbuhnya.

Jonathan menilai, alasan dipilihnya Kota Surabaya sebagai tuan rumah Start Up Nation Summit 2018 sekaligus tempat dilaunchingnya GEN Indonesia, sebab ia melihat perkembangan entrepreneur muda di Surabaya yang terus bermunculan. Semua ini menjadi langkah Kota Surabaya menjadi kota entrepreneurship di Indonesia bahkan di Asia.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7226 seconds (0.1#10.140)