Kenali Tiga Ciri Khas Serangan Jantung Sebelum Terlambat

Jum'at, 07 Desember 2018 - 14:12 WIB
Kenali Tiga Ciri Khas Serangan Jantung Sebelum Terlambat
Dokter spesialis jantung dr M Barri Fahmi SpJP S saat tampil sebagai pembicara di acara gathering media di RS Jantung Diagram Siloam Cinere, Depok.
A A A
DEPOK - Gejala khas seseorang terkena serangan jantung adalah memiliki tiga tanda khas yang membedakannya dengan sakit dada biasa.

Yakni, apabila seseorang merasakan sifat seperti ada tekanan tumpul atau dada kayak ditekan, ditindih, diremas, diduduki, atau dicengkeram. Rasanya tumpul atau tebal, bukan rasa seperti ditusuk tusuk atau disayat-sayat.

“Rasa seperti ini dirasakan 15-20 menit. Jadi kalau Anda merasakan sakit dada dengan sifat tumpul selama 15-20 menit maka itu memenuhi syarat terkena serangan jantung. Tapi kalau rasa seperti tadi cuman dirasakan sekitar 2 menit, hilang dan timbul maka kemungkinan itu bukan serangan jantung,” kata dokter spesialis jantung dr M Barri Fahmi SpJP S saat tampil sebagai pembicara di acara gathering media di RS Jantung Diagram Siloam Cinere, Depok, Jumat (7/12/2018)

Menurut Fahmi, ciri yang kedua adalah pencetus serangan jantung biasanya disebabkan karena stres emosional atau stres fisik. Stres emosional contohnya seperti orang tersebut mengalami serangan jantung setelah menerima kabar yang tidak menyenangkan. Sedangkan stres fisik misalnya seperti kelelahan setelah bekerja atau berolahraga.

“Jadi bisa saja seseorang yang terkena serangan jantung pencetusnya disebabkan karena dia mendapatkan kabar yang tidak menyenangkan lalu terkejut dan sedih, lalu muncul sakit dadanya,” kata Fahmi.

Kemudian, lanjut dia, ciri ketiga yakni, penyakit serangan jantung bisa dikenali dari hal-hal yang bisa meredakan gejalanya. Jadi seseorang yang sakit jantung itu biasanya membaik dengan istirahat atau mengonsumsi obat bernama nitrat yang diletakkan di bawah lidah.

“Kalau seseorang yang mengalami gejala sakit dada dan memenuhi tiga ciri seperti yang disebutkan tadi maka dia terkena sakit jantung yang jelas,” kata Fahmi.

Fahmi menambahkan, namun demikian ada juga beberapa orang yang gejala sakit jantungnya tidak jelas. Kasus serangan jantung dengan gejala tidak jelas biasanya dialami oleh tiga kelompok. Yakni, perempuan, usia lanjut dan penderita diabetes (sakit gula). Khusus penderita sakit diabetes (sakit gula), gulanya bisa merusak syaraf di jantung sehingga jantungnya merasa baal, lalu terkena serangan jatung tiba-tiba tanpa ada keluhan atau istilahnya silent heart attack.

“Jadi sebaiknya, begitu ada kecurigaan sakit seperti gejala sakit jantung maka sebaiknya seseorang tersebut segera memeriksakan dirinya ke dokter. Kalau kita mengalami hal yang tidak enak dalam tubuh maka sebaiknya langsung ke dokter,” kata Fahmi.

Sementara itu, dr Jeffrey Wirianta SpJP FIHA mengatakan, penyakit jantung koroner adalah penyebab kamatian terbesar di dunia. Serangan Jantung merupakan kontributor terbesar yang menyebabkan kematian pada pasien dengan penyakit jantung koroner.

“Serangan Jantung dapat dikenali dari gejala yang khas, pola gambaran elektrokardiografu (EKG) yang jelas, hasil laboratorium seperti enzim jantung yang spesifik dan pemeriksaan lain yang menunjang. Yakni, ekokardiografi atau kateterisasi jantung,” kata Jeffrey.

Jeffrey menjelaskan, serangan jantung disebabkan oleh mendadak hilangnya aliran darah ke pembuluh darah jantung atau dikenal engan nama pembuluh darah koroner. Serangan jantung terjadi mendadak dan menyebabkan kerusakan yang dahsyat pada otot jantung. Sehingga diperlukan tindakan segara untuk membuka sumbatan pada pembuluh darah koroner. “Tindakan tersebut dikenal dengan nama Primary Percutaneous Coronary Intervention ( PPCI ),” ujar dia.

Jeffrey mengatakan, PPCI adalah tindakan minimal invasif yang harus dilakukan segera dalam waktu kurang dari 12 jam sejak terjadinya serangan jantung. Tindakan ini diIakukan di ruang kateterisasI oleh dokter jantung konsultan intervensi dan didukung oleh tim perawat yang berpengalaman.

PPCI menggunakan bius lokal dan biasanya dilakukan melalui pembuluh darah di pergelangan tangan atau paha. Pasien sadar penuh selama prosedur dan bisa berkomunikasi dengan dokter setiap saat. Setelah ditemukan adanya sumbatan pada pembuluh darah koroner maka selanjutnya dokter akan memasang stent atau ring.

“Durasi tindakan ini berkisar 1-2 jam, tergantung dari beratnya sumbatan yang ditemukan,” kata Jeffrey.

Setelah dilakukan pemasangan stent atau ring, selanjutnya pasien akan dirawat di ruang Intensive Cardiac Care Unit (ICCU) untuk pemantauan lebih lanjut. Jika tidak ada penyulit atau komplikasi maka biasanya pasien sudah bisa pulang dalam waktu 4-5 hari.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5408 seconds (0.1#10.140)