Over Kapasitas, Seperti Inilah Penampakan Pasar Tanjunganyar

Jum'at, 07 Desember 2018 - 16:30 WIB
Over Kapasitas, Seperti Inilah Penampakan Pasar Tanjunganyar
Kondisi jalan di dalam Pasar Tanjunganyar Kota Mojokerto yang terus menyempit akibat banyaknya pedagang liar. Di jam-jam sibuk, jalanan ini macet dan penuh dengan sampah serta bau menyengat. Foto/SINDONews/Tritus Julan
A A A
MOJOKERTO - Kondisi Pasar Tanjunganyar, Kota Mojokerto semakin terlihat kumuh dan tak representatif. Kondisi itu dipicu over kapasitas pedagang yang semakin tidak terkendali. Tragisnya, kondisi ini tak bisa segera diatasi menyusul upaya revitalisasi yang dilakukan Pemkot Mojokerto yang tak kunjung dilakukan.

Sudah bertahun-tahun ini kondisi Pasar Tanjunganyar terlihat kumuh, meski beberapa kali petugas Satpol PP melakukan penertiban pedagang liar. Akses jalan di dalam pasar dipenuhi pedagang-padagang liar yang kerap membuat kondisi pasar kumuh. Tak hanya itu, menyempitnya jalan di dalam pasar juga kerap mengakibatkan kemacetan.

Pasar juga dipenuhi dengan sampah-sampah yang tercecer. Ditambah lagi, kondisi jalan pasar yang kerap becek sehingga menimbulkan bau menyengat. Kondisi ini dikeluhkan masyarakat menyusul belum adanya upaya penataan. Belum lagi, kondisi pasar semrawut juga lantaran dipicu banyaknya kendaraan roda dua dan empat yang masuk ke areal pedagang.

Data yang dimiliki Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Mojokerto, kapasitas pasar tradisional legendaris itu sejatinya menampung 1.300 pedagang. Namun, pendataan pedagang yang dilakukan tahun 2012 silam, jumlah pedagang di Pasar Tanjunganyar mencapai 2.400 pedagang lebih.

”Pendataan yang baru belum. Mungkin saat ini jumlahnya kurang lebih seperti itu,” terang Kepala Disperindag Kota Mojokerto Ruby Hartoyo, Jumat (7/12).

Kumuhnya Pasar Tanjunganyar, kata Ruby, lantaran over kapasitas. Pedagang liar memanfaatkan jalan antar toko untuk dipasang lapak semi permanen. Kondisi ini tentu saja mempersempit jalan atar toko yang sejatinya selebar 8 hingga 10 meter.

Karena over kapasitas itu, kondisi jalan menyusut hingga 2 meter, terutama di bagian dalam. ”Sementara upaya penataan, kami tidak bisa bergerak, kecuali revitalisasi,” tambahnya.

Revitalisasi yang ia maksud adalah menambah luasan lahan pasar. Sementara sejak beberapa waktu lalu, Pemkot Mojokerto sudah berinisiatif untuk merelokasi pasar ini. Namun, kabar revitalisasi itu tak kunjung terealisasi. Ruby tak menyebut penyebab gagalnya revitalisasi itu. ”Sementara revitalisasi belum bisa,” tukasnya.

Soal revitalisasi, lanjut Ruby, sebenarnya pihaknya telah melakukan perencanaan. Bahkan, menurut dia, perencanaan itu sudah dituangkan dalam dokumen hingga siap bangun. Namun lagi-lagi, revitalisasi masih tersendat hingga saat ini. ” Untuk realisasinya kita mencoba untuk mencari solusi dari pihak ketiga atau mencarikan dana dari pusat,” pungkasnya.

Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto Junaedi Malik meminta agar Pemkot Mojokerto segera melangkah untuk melakukan penataan Pasar Tanjunganyar. Itu karena sudah puluhan tahun pasar ini tidak dilakukan penataan.

”Yang paling utama, pemkot harus memiliki data riil jumlah pedagang. Baru nanti bisa ditentukan bagaimana upaya penataannya,” terang Junaedi Malik.

Ditegaskan, jika memang revitalisasi hanya bisa dilakukan dengan relokasi, ia meminta agar Pemkot Mojokerto memberikan kajian yang utuh. Termasuk persiapan lahan yang bakal dipakai serta pemanfaatan lahan eks pasar nantinya. ”Harus begitu. Lahan barunya bagaimana, dan lahan yang lama mau dipakai apa,” ujar politisi PKB ini.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7657 seconds (0.1#10.140)